SEKITAR KITA

Dokter di Malang Bersiap Menuju Endemi

Diterbitkan

-


Memontum Kota Malang – Pandemi Covid-19 yang masih melanda bangsa Indonesia, khususnya untuk Kota Malang, terus membuat berbagai pihak berupaya melakukan antisipasi dan penanggulangan. Tidak ketinggalan, para tenaga kesehatan (nakes) sebagai garda terdepan yang mengabdi tidak kenal lelah, untuk membantu menyembuhkan dan merawat para pasien Covid-19, meskipun nyawa menjadi taruhannya.Bertugas merawat pasien di masa pandemi, menjadi pengalaman baru yang sekaligus menjadi tantangan bagi seluruh nakes. Hal itu pula yang dirasakan oleh dokter spesialis paru RSUD Kota Malang, dr. RA Siti Juhariyah, SpP.

Baca juga:

“Yang paling berkesan bagi saya sebagai dokter paru ya menangani pasien-pasien dengan penyakit paru. Seperti TBC, penyakit paru obstruktif kronik, asma, kanker paru, infeksi pneumonia, dan lain sebagainya,” ungkapnya.Alumni Universitas Brawijaya itu juga menangani secara langsung pasien terkonfirmasi Covid-19. Pasalnya virus yang berasal dari Wuhan, China ini juga menyerang pernapasan dimana itu adalah bidang keahliannya dalam ranah medis“Saat Covid-19, saya juga menangani pasien terkonfirmasi positif yang dirawat di RSUD Kota Malang maupun di Safe House Kawi. Ya sebagai profesional dokter paru, sampai saat ini,” jelas wanita yang sempat meraih penghargaan dokter berprestasi se-Jawa Timur ini.

Tidak jarang, wanita yang akrab disapa dr. Ria itu, mengalami kesulitan ketika menjalankan tugasnya sebagai dokter di RSUD Kota Malang. “Hambatan pasti ada, antara lain memang sarana dan prasarana yang masih terbatas disini. Kemudian di awal-awal saya bertugas di RSUD Kota Malang sekitar tahun 2018, kunjungan pasien masih sedikit. Nah itu juga menjadi tantangan bagaimana bisa menarik pasien untuk percaya dan mau berobat ke RSUD. Termasuk saat pandemi Covid-19 melanda,” ceritanya.Dirinya pun mengaku, di awal virus masuk ke Kota Malang, RSUD Kota Malang bukanlah rumah sakit (RS) rujukan untuk pasien Covid-19 yang ditunjuk oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Namun, pihaknya harus tetap siap sedia manakala dibutuhkan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Malang untuk membantu menangani dan mengobati pasien Covid-19.

Momen itulah, yang kemudian membuat dr. Ria, menjadikan merupakan tantangan terbesarnya ketika bertugas di RSUD Kota Malang.“Awalnya, RS rujukan itu hanya RS. Dr. Syaiful Anwar (RSSA). Tapi bagaimana kami para nakes di sini harus siap saat Pemkot Malang membutuhkan sebuah RS yang bisa menangani Covid-19, selain RS saat itu hanya RSSA. Jadi kita mau tidak mau dan siap tidak siap, harus bisa menerima dan memang persiapannya juga cukup singkat supaya kita bisa menerima pasien Covid-19. Pada saat itu memang tidak ada SK dari Kemenkes RSUD Kota Malang sebagai RS rujukan Covid-19,” papar dokter kelahiran tahun 1974 tersebut.Meski kasus terkonfirmasi positif sudah mulai terkendali, dokter yang juga bertugas sebagai ketua Satgas Covid-19 RSUD Kota Malang itu menegaskan bahwa pihaknya tetap bersiap. Terlebih dengan diprediksinya gelombang ketiga pandemi Covid-19.

“Kita tetap persiapan, jadi ruang isolasi dan ruang perawatan kami sekitar 25 tempat tidur tidak ditutup. Selain itu, IGD Covid-19 dan poli Covid-19 tetap kita buka, obat-obatan juga masih tersedia. Insyaallah untuk menghadapi gelombang ketiga, mudah-mudahan sih tidak ada, tapi ya namanya rumah sakit tetap harus siap,” tambahnya.Sebagai dokter spesialis paru, dr. Ria pun tidak ketinggalan mengingatkan warga Kota Malang untuk senantiasa menjaga kesehatan pernapasan. Karena meskipun saat ini pandemi Covid-19 menjadi salah satu virus yang ditakutkan, bukan berarti masyarakat abai terhadap penyakit tidak menular lainnya.“Meski dalam kondisi pandemi Covid-19, kewaspadaan terhadap asma dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) juga patut diperhatikan. Bagaimana cara kita mencegahnya. Pertama, harus menghindari polusi udara, kemudian menghindari rokok, dan ketiga menghindari faktor pencetus. Misalnya ada riwayat alergi dengan susu sapi yang memicu asmanya kambuh, nah itu harus dihindari,” tegasnya.

Advertisement

Selain itu, dr. Ria juga berpesan untuk melakukan perubahan pola hidup sehat. Di mana masyarakat harus rajin olahraga senam pernafasan dan istirahat yang cukup.Wali Kota Malang, Drs. H. Sutiaji menyampaikan terima kasih kepada warga Kota Malang yang telah taat dan patuh pada protokol kesehatan. Sehingga kasus Covid-19 di Kota Malang sudah bisa ditekan. Pihaknya berharap, hal ini terus digalakkan oleh semua warga Kota Malang agar kasus Covid-19 gelombang ketiga tidak terjadi.“Kepada warga Kota Malang, kami mengimbau agar selalu patuhi protokol kesehatan. Supaya Kota Malang bisa terbebas dari Covid-19 dan perekonomian warga bisa pulih kembali,” ujar Wali Kota Sutiaji.Jika pandemi berakhir, kata dia, maka Pemkot Malang bisa fokus memulihkan perekonomian Kota Malang ke depan. Tidak lagi memikirkan bagaimana bisa keluar dari pandemi, tetapi bagaimana ekonomi warga bisa bangkit kembali. (mus/sit/adv)

Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas