Kota Malang
Napak Tilas ke Tempat Bersejarah, Pj Wahyu Ungkap Beberapa Hal Penting
Memontum Kota Malang – Perjalanan napak tilas ke enam tempat bersejarah yang dilakukan oleh Pj Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat dan jajaran OPD Pemkot Malang, pada peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Malang ke 110 ini, memiliki makna tersendiri dan pembelajaran akan sejarah.
Seperti saat mengunjungi Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN), Pj Wali Kota Wahyu melihat beberapa petugas di sana melayani dengan mengenakan pakaian peninggalan Belanda. Hal itu menjadi pertimbangannya, karena pada saat HUT Kota Malang ini, pakaian apa yang cocok untuk dikenakan.
“Karena Kota Malang ini berdiri pada tahun 1914, dimana pada masa itu, masih dijajah oleh Belanda. Sehingga, ada rangkaian-rangkaian yang akan kita jadikan pertimbangan pada saat Hari Jadi Kota Malang. Seperti pakaian, yang harus kita kenakan apakah menggunakan malangan atau seperti tahun 1914 di zaman penjajahan Belanda,” kata Pj Wali Kota Wahyu, Senin (01/04/2024) tadi.
Sehingga, menurut Pj Wali Kota Wahyu, ada banyak hal yang masih harus dipelajari lagi ke depan. Hal tersebut nantinya juga akan menjadi bahasan bersama dengan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang, serta pakar sejarah.
“Agar nanti pada saat peringatan HUT Kota Malang pada 1 April di tahun depan itu kita benar-benar sesuai dengan hari jadi Kota Malang saat 1 April tahun 1914 lalu,” ujarnya.
Baca juga :
Termasuk, juga untuk mempertahankan gedung-gedung bersejarah tersebut, Wahyu akan menganggarkan kepada DPRD Kota Malang. Sehingga, diharapkan nantinya tempat bersejarah bisa tetap dilestarikan.
“Seperti yang di KPPN tadi masih terus dilestarikan dan tidak boleh untuk ditinggali. Karena itu merupakan bagian dari heritage dan cagar budaya. Nah ini kita akan coba seperti itu. Nanti kita akan melihat terkait anggaran kita, itu rangkaiannya sudah jelas, kita akan bawa ke DPRD kaitannya kita akan mempertahankan sejarah yang ada di Kota Malang,” tuturnya.
Kemudian, Pj Wali Kota Wahyu juga menceritakan bahwa stasiun kereta api dibangun sejak tahun 1897. Kemudian, Gedung KNPI merupakan bekas bozem dan dibangun pada saat zaman Belanda. Lalu, untuk Gedung BI sendiri dulunya pernah di bom oleh Belanda bersamaan dengan Balai Kota Malang dan KPPN.
“Dari situ kita melihat bahwa gedung-gedung tersebut memang dipertahankan terkait dengan sejarahnya. Lha dari situ kita mulai tahu bahwa terkait dengan 1 April 1914 dulu itu bersamaan dengan ada beberapa kejadian-kejadian yang di BI maupun di KPPN. Dari situ kita mulai tahu bahwa ada benang merah, kemudian di KPPN itu semakin jelas bahwa disitu ada kantor residen yang bersamaan dilantik oleh Belanda bersamaan dengan Wali Kota,” imbuh Wahyu. (rsy/sit)
- Kota Malang2 minggu
KPU Kota Malang Tegaskan Anggota DPRD yang Terlibat Kampanye Pilkada Wajib Ajukan Cuti
- Kota Malang3 minggu
Dukung Kegiatan Ponpes, Pemkot dan Kemenag Dampingi Pertumbuhan Ponpes
- Hukum & Kriminal4 minggu
Masa Kampanye Pilkada 2024 Bakal Jadi Perhatian Operasi Zebra Semeru
- Kota Malang3 minggu
Gelar Sarasehan Sambut Hari Santri, Pemkot Malang Tekankan Peran Santri di Era Digital
- Kota Malang3 minggu
Pengajian Ikatan Haji Muslimat Kota Malang Solid Dukung Abah Anton-Dimyati
- Kota Malang3 minggu
Pemkot Malang Targetkan Penyelesaian Masalah Anak Putus Sekolah Rampung di 2024
- Kota Malang2 minggu
Kampung Warna-Warni Jodipan Kota Malang Jadi Tujuan Utama Wisatawan Mancanegara
- Hukum & Kriminal3 minggu
Mandi di Sungai Brantas, Siswa SD di Kota Malang Ditemukan Tewas Tenggelam