SEKITAR KITA
Ini Strategi Percepatan dan Prinsip Pijakan Kota Malang Bangkit dari Pandemi
Memontum Kota Malang – Pandemi Covid-19 memicu terpuruknya segala lini dan aspek. Oleh karenanya, pemerintah daerah selalu miliki terobosan untuk bangkit di masa pandemi, agar roda perekonomian masyarakat tetap berjalan. Di Kota Malang, mulai membangun kembali sektor perekonomian yang memiliki tulang punggung utama pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) kreatif.
“Demi memaksimalkan hal tersebut, Pemerintah Kota (Pemkot) Malang menginisiasi adanya Malang Digital Service (Maldis),” ujar Wali Kota Malang, Sutiaji, Kamis (17/06) tadi.
Baca juga:
- Kampanye Hari Terakhir, Abah Anton dan Dimyati Manfaatkan Momen dengan Sapa Pedagang Pasar Dinoyo
- Bawaslu Kota Malang Fokus Antisipasi Serangan Fajar dan Politik Uang di Pilkada 2024
- Sambut 2025, Pj Wali Kota Malang Tegaskan Tata Kelola PAD Transparan dan Akuntabel
Maldis hadir di tengah-tengah masyarakat, tambahnya, untuk mendekatkan produsen dan konsumen. Pasalnya, saat ini kekuatan ekonomi mulai bergeser dari transaksi langsung menuju e-commerce.
“Jadi, bagaimana antara demand dan perusahaan bisa nyambung, harus kita kuatkan itu,” sambung Wali Kota Malang.
Selain Maldis, ujarnya, ada empat strategi percepatan lainnya. Yaitu, Malang berbagi (Malber), Malang Herbal (Malherb), Malang Beli Produk Lokal (Malpro), dan Malang Bahagia (Malba).
“Untuk Malber, itu merupakan strategi Pemkot Malang, yang mengandalkan penguatan penthahelix selama masa pandemi. Kemudian, Malherb pengembangan produk herbal sebagai alternatif suplemen kesehatan masyarakat,” jelas Sutiaji.
Dorongan penguatan ekonomi dan UMKM lokal, hadir dalam strategi Malpro. Kemudian, puncaknya adalah Malba.
“Kalau bahagia, imunnya kuat. Jika kita memandang sesuatu jangan hanya dilihat saat ini, tapi apa yang terjadi dan bagaimana kita bisa mengatasi,” imbuh Wali Kota Malang.
Selain itu, diakui pria kelahiran Lamongan ini, Pemkot Malang juga miliki tiga prinsip utama pijakan untuk bangkit di masa pandemi. “Tiga hal tersebut adalah adaptif, karakter yang kuat, dan visioner,” tegasnya.
Menurut orang nomor satu di Kota Malang itu, prinsip adaptif, identitas diri, dan futuristik atau visioner dirasa perlu dimiliki untuk bertahan bahkan bangkit dari lesunya akibat pandemi.
“Jangan pernah memandang bahwa hari ini cukup hari ini, harus kedepan. Sehingga, kita punya idealis punya gagasan terus-menerus karena punya masa depan,” sambung Sutiaji.
Bagi Wali Kota Malang, adaptif pada masa pandemi Covid-19 yaitu dengan menyesuaikan diri dengan keadaan. Meskipun, masih dalam masa pandemi Covid-19 bukan berarti kreatifitas terhenti. Justru dalam situasi seperti ini, pemilik kursi N1 itu menegaskan, kreatifitas harus terus diasah dan dimaksimalkan.”Konsep tersebut kemudian dipadukan dengan cara berfikir yang visioner,” terangnya. (hms/mus/sit)
- Kota Malang4 minggu
Kampung Warna-Warni Jodipan Kota Malang Jadi Tujuan Utama Wisatawan Mancanegara
- Hukum & Kriminal3 minggu
Diduga Lompat ke Rel Kereta Api, Seorang Perempuan Tewas Tertabrak KA Pengangkut BBM
- Kota Malang4 minggu
Kasus Gondongan di Kota Malang Meningkat, Dinkes Siapkan Faskes dan Sosialisasi Pencegahan
- Hukum & Kriminal4 minggu
Diduga Ngetap Bensin Sembarangan, Motor dan Ruko di Jalan Raya Tlogomas Terbakar
- Kota Malang4 minggu
Pembangunan Pasar Besar Kota Malang Masuk Prioritas 2025, Pemkot Tunggu Review DED
- Kota Malang4 minggu
Semester Genap Tahun Akademik 2023/2024, Unikama Wisuda 470 Mahasiswa
- Hukum & Kriminal3 minggu
Diduga Akibat LPG Bocor, Dua Warung Makan di Kota Malang Terbakar
- Hukum & Kriminal4 minggu
Ratusan Knalpot Brong Hasil Operasi Zebra Semeru 2024 Polresta Malang Kota Dihancurkan