Pendidikan

Wangsaku, Aplikasi Uang Elektronik Ciptaan Mahasiswa UMM

Diterbitkan

-

Memontum Kota Malang – Dalam rangka meminimalisir penularan virus Covid-19, tim mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ciptakan layanan uang elektronik bernama Wangsaku. Inovasi yang mereka buat ini, diikutsertakan dalam Pekan Kreativitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan (PKM-K) dan berhasil lolos tahap pendanaan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti).

Salah satu anggota tim, Tanthowi Jauhari, mengatakan ide pembuatan layanan pembayaran virtual tersebut berawal dari kegelisahan mereka akan tingginya kasus penularan Covid-19 di usia kanak-kanak. Terhitung dari bulan Januari sampai Maret 2021, ada sebanyak 120.000 kasus anak yang tertular virus tersebut.

Baca juga:

    “Kami khawatir nanti saat sekolah kembali dibuka, angkanya akan semakin naik karena kontak fisik akan semakin banyak. Sehingga bisa berpotensi membentuk klaster penularan baru. Karena hal itu, kami berinovasi untuk mengganti penggunaan uang tunai dengan uang elektronik di lingkungan sekolah,” terang mahasiswa Prodi Informatika tersebut, Sabtu (07/08) tadi.

    Pria yang akrab disapa Antho itu menerangkan, bahwa teknologi Wangsaku akan ditanamkan pada gelang sebagai media transaksinya. Gelang ini dilengkapi dengan teknologi Near Field Communication (NFC) yang akan memudahkan anak untuk membeli sesuatu tanpa harus melakukan kontak fisik.

    Advertisement

    “Selain berfungsi sebagai media transaksi keuangan, gelang ini juga bisa digunakan sebagai parental controlling karena struk belanja anak akan dikirim ke orang tua,” ujar Antho.

    Sampai saat ini, Antho dan tim telah merampungkan pembuatan aplikasi Wangsaku dan akan menguji coba pada salah satu sekolah Muhammadiyah yang ada di Malang. Dirinya bercerita, bahwa kendala tersulit dalam pembuatan Wangsaku adalah proses penyusunan database.

    “Kami harus menghubungkan proses layanan di kasir kantin dan aplikasi wangsaku. Hal itu cukup rumit untuk kami,” kata mahasiswa kelahiran Lombok tersebut.

    Dalam pembuatan Wangsaku, Antho ditemani oleh rekan setim lainnya, Andhika Dwi Aditya, Lale Wiega Arifah Chopsah, dan Alif Syifa Arsyila dari Prodi Informatika serta Permaisuri Fatimah Azzahra dari Prodi Akuntansi. Antho berharap dengan adanya Wangsaku akan meminimalisir kontak anak-anak dengan benda serta menurunkan proses penularan Covid di sekolah nantinya. “Saya berharap teknologi ini dapat diterima oleh banyak kalangan dan bermanfaat bagi masyarakat. Semoga Wangsaku juga bisa terus dikembangkan agar dapat memberikan dampak yang lebih dari ini,” paparnya. (mus/sit)

    Advertisement
    Advertisement
    Click to comment

    Tinggalkan Balasan

    Terpopuler

    Lewat ke baris perkakas