Pemerintahan
Wali Kota Sutiaji Dorong Kerja Sama Infrastruktur Wisata Malang Raya
Memontum Kota Malang – Pandemi Covid-19 yang telah melanda lebih dari 1 tahun ini membuat berbagai sektor lumpuh, salah satunya adalah wisata. Di Kota Malang, tercatat hingga akhir 2020 terdapat penurunan jumlah wisatawan hingga 66 persen.
“Benar, wisatawan turun hingga 66 persen, dan itu menyebabkan lemahnya pariwisata di Kota Malang sekarang. Tak bisa dipungkiri memang, ini merupakan dampak pandemi dan berbagai kebijakan yang diambil,” ujar Wali Kota Malang, Sutiaji, Kamis (29/04).
Baca juga:
- Fokus Kesolidan Massa, Paslon Nomor Urut 3 Pilkada Kota Malang Tiadakan Kampanye Akbar
- Distribusi Pupuk Bersubsidi Dipermudah, Dispangtan Kota Malang Tunggu Perpres untuk Implementasi
- Pastikan Kesiapan Pilkada, KPU Kota Malang Jadwalkan Apel Besar, Distribusi Logistik dan Pembersihan APK
Sebelumnya, pada periode 2018 jumlah kunjungan wisatawan ke Kota Malang sebanyak tercatat 4 juta lebih. Lalu di tahun 2019 tercatat 5 juta dan pada periode 2020 menurun drastis tercatat sekitar 6 ratus wisatawan saja.
“Padahal Kota Malang punya sarana penunjang pariwisata, seperti penginapan. Tercatat ada sebanyak 35 hotel berbintang, 61 hotel non-bintang, dan 121 guest house di Kota Malang,” beber Sutiaji.
Sehingga diakui pemilik kursi N1 itu, dalam sektor pariwisata sekarang Kota Malang hanya bisa mengandalkan wisata heritage dengan banyaknya bangunan tua dan juga kampung-kampung tematik.
“Ada 32 bangunan yang sudah kami tetapkan sebagai cagar budaya dan memiliki potensi wisata yang besar. Serta ada juga 12 kampung tematik yang aktif dalam menggelar event,” paparnya.
Namun, pihaknya tidak berdiam diri dengan kondisi seperti ini. Pemerintah Kota (Pemkot) Malang melalui Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, bertekad untuk bisa memulihkan pariwisata di Kota Malang.
Menurutnya, perlu adanya kolaborasi antar kepala daerah se-Malang Raya untuk membangun infrastruktur penunjang pariwisata.
“Contoh saja adanya transportasi massal yang menghubungkan wilayah Malang Raya seperti Light Rail Transit (LRT), pembangunan Bandara International Abdulrachman Saleh, dan juga Rest Area Tematik Malang Raya. Pembangunan infrastruktur untuk wisata Malang Raya bisa menjadi sinergitas yang makin relevan di tengah pandemi,” ungkapnya.
Berkaitan dengan LRT (satu sistem Kereta Api Penumpang yang beroperasi di kawasan perkotaan yang konstruksinya ringan), berdasarkan keterangan Sutiaji pihaknya sudah mendapat respon dari Pemerintah Pusat.
“Sudah direspon, katanya tidak perlu cari investor karena dulu Madiun juga pernah membangun, kerjasama dengan PT INKA. Jadi tunggu saja bagaimana nantinya, kami juga masih menunggu,” tegas Sutiaji. (hms/mus/ed2)
- Kota Malang4 minggu
Gramedia Goes to Campus, Berikan Pencerahan Mahasiswa untuk Memasuki Dunia Kerja
- Kota Malang4 minggu
KPU Kota Malang Tegaskan Anggota DPRD yang Terlibat Kampanye Pilkada Wajib Ajukan Cuti
- Kota Malang4 minggu
Kampung Warna-Warni Jodipan Kota Malang Jadi Tujuan Utama Wisatawan Mancanegara
- Hukum & Kriminal3 minggu
Diduga Lompat ke Rel Kereta Api, Seorang Perempuan Tewas Tertabrak KA Pengangkut BBM
- Kota Malang4 minggu
Kasus Gondongan di Kota Malang Meningkat, Dinkes Siapkan Faskes dan Sosialisasi Pencegahan
- Hukum & Kriminal4 minggu
Diduga Ngetap Bensin Sembarangan, Motor dan Ruko di Jalan Raya Tlogomas Terbakar
- Kota Malang4 minggu
Pemkot Malang Dorong Peningkatan PAD melalui Optimalisasi Transaksi Elektronik
- Kota Malang4 minggu
Pembangunan Pasar Besar Kota Malang Masuk Prioritas 2025, Pemkot Tunggu Review DED