Kota Malang

Wali Kota Beri Pemaparan APE, PUG Kota Malang Komplit

Diterbitkan

-

Memontum Kota Malang – Perkembangan Pengarus Utamaan Gender (PUG) di Kota Malang yang mencakup komitmen, kebijakan, kelembagaan, sumber daya, data, sistem informasi, Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE), serta peran serta dirasa sudah komplit. Hal ini disampaikan Wali Kota Malang, Sutiaji, saat memberi pemaparan pada proses verifikasi lapangan Anugerah Parahita Ekapraya (APE) yang digelar secara online di Ngalam Command Center, Senin (22/03).

“Jadi ini bentuk kepedulian pemerintah kepada gender, tidak hanya perempuan saja, maka semua harus hadir. Komitmen kita sudah tinggi,” ujarnya.

Komitmen Pemerintah Kota (Pemkot) Malang tersebut tercantum dalam misi yang ke-3 yaitu mewujudkan kota yang rukun dan toleran berazaskan keberagaman dan keberpihakan terhadap masyarakat rentan dan gender.

Baca Juga : Sikapi Mudik Lebaran 2021, Wali Kota Siapkan Pengawasan Mikro

Advertisement

Dengan proporsi penduduk perempuan Kota Malang lebih banyak dibandingkan laki-laki yaitu sejumlah 50,68 persen, Capaian Indeks Pembangunan Gender (IPG) sudah tinggi 94,72 pada tahun 2019. Kemudian angka capaian Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) sudah pada nilai 78,11.

“Kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kota Malang terus menurun, bahkan semua tertangani. Tercatat pada tahun 2017 ada 67 kasus, dan seiring bertambah tahun trennya menurun. Sehingga pada tahun 2020 tercatat hanya ada 51 kasus,” tambah Sutiaji.

Tak hanya itu, disampaikan pemilik kursi N1, Kota Malang juga sudah membuat terobosan PUG sebagai kota yang sarat muatan keberpihakan gender. Seperti sepasar pedas, top 45 Sinovik KemenPANRB tahun 2020, Musrenbang Tematik Perempuan tercatat 53 persen usulan terakomodir dalam tindak lanjut Musrenbang tematik 2020, Urban Farming, Sekolah Kartini, dan masih banyak lagi.

“Komunikasi, informasi dan edukasi gender selain melalui skema pertemuan dan media konvensional, juga telah memanfaatkan media sosial pemkot. Peran serta masyarakat sangat besar dan menjadi representasi pentahelix dalam pembangunan responsif gender,” kata Sutiaji mengahiri. (hms/mus/ed2)

Advertisement
Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas