Kota Malang
Sikapi Rumah Ambrol Muharto, DPUPRPKP Malang Sebut Bangunan Tak Berjarak Sempadan Sungai Salahi Aturan
Memontum Kota Malang – Ambrolnya sejumlah rumah di Jalan Muharto, Kota Malang, membuat Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPRPKP) Kota Malang, memberikan respon. Kepala DPUPRPKP Kota Malang, Diah Ayu Kusumadewi, mengatakan jika bangunan di kawasan tersebut telah menyalahi aturan.
“Itu kan bangunan tepat berada di bibir sungai. Nah, itu tak berjarak sama sekali dengan sempadan sungai, yang artinya sudah menyalahi aturan yang ada,” kata Diah, Rabu (06/04/2022) tadi.
Menurutnya, masyarakat yang tinggal dibibir sungai, harus paham mengenai kondisi itu. Karena, aspek sosial dan kemanusiaan, harus didahulukan. Apalagi, mereka yang tinggal di situ, memang terpaksa karena tak memiliki tempat tinggal lain.
“Kita harus lihat orangnya. Kalau mereka mampu, nggak mungkin beli di situ. Jadi, ya kita mesti memahami secara sosial lah,” lanjutnya.
Dijelaskan, sebenarnya ada dua opsi dalam penanganan bangunan bibir sungai. Opsi pertama adalah relokasi dan kedua membangun plengsengan. Akan tetapi, pihaknya tidak bisa berbuat banyak dalam dua opsi tersebut.
“Plengsengan kita terhambat, karena harus koordinasi dulu dengan provinsi kan,” katanya.
Baca juga :
- Fokus Kesolidan Massa, Paslon Nomor Urut 3 Pilkada Kota Malang Tiadakan Kampanye Akbar
- Distribusi Pupuk Bersubsidi Dipermudah, Dispangtan Kota Malang Tunggu Perpres untuk Implementasi
- Pastikan Kesiapan Pilkada, KPU Kota Malang Jadwalkan Apel Besar, Distribusi Logistik dan Pembersihan APK
- Paslon Abadi Soroti Kredibilitas dan Keakuratan Survei Elektabilitas yang Dinilai Berubah-Ubah
- Paslon Abadi Soroti Pentingnya Lakukan Sinergi dan Penanganan Inflasi di Kota Malang
Untuk upaya relokasi yang sebenarnya menjadi opsi utama bagi masyarakat Kota Malang, ternyata tidak bisa dilakukan oleh Pemkot Malang. Dikatakannya, karena Pemkot Malang masih belum memiliki lahan untuk mendirikan Rumah susun sederhana sewa (Rusunawa). Meskipun sebenarnya, Rusunawa di Kota Malang sendiri juga ada.
“Rusunawa di Kota Malang ini sebetulnya ada dua. Tetapi nyatanya, sudah penuh semua. Kita belum punya satu lokasi untuk membangun Rusunawa lagi. Jadi, opsi relokasi belum memungkinkan sekarang,” ujarnya.
Untuk mengatasi persoalan bangunan di bibir sungai, dikatakan Diah, pihaknya akan melakukan komunikasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas Provinsi Jawa Timur. Sebab jika melakukan opsi plengsengan, Pemkot Malang selain tidak ada anggaran untuk hal tersebut, wewenang pelaksanaan hanya dari Provinsi Jawa Timur dan Kementerian PUPR RI.
“Nanti kita bersurat, telpon, kirim foto lapangan. Kita sampaikan kondisi lapangan kalau seumpama ada dana isidentilnya di Provinsi Jatim bisa dialihkan kesini,” ungkapnya.
Mengenai anggaran, dikatakan bahwa Pemerintah Provinsi ataupun Pusat, memiliki dana isidentil. Yang mana, bisa melakukan pembangunan plengsengan di kawasan bibir sungai Kota Malang.
“Selama ada dana dan ada lahan sebenarnya selesai. Saya yakin PUPR ada anggaran. Nanti kita komunikasikan agar segera tertangani,” terangnya. (cw2/sit)
- Kota Malang4 minggu
Gramedia Goes to Campus, Berikan Pencerahan Mahasiswa untuk Memasuki Dunia Kerja
- Kota Malang4 minggu
KPU Kota Malang Tegaskan Anggota DPRD yang Terlibat Kampanye Pilkada Wajib Ajukan Cuti
- Kota Malang4 minggu
Kampung Warna-Warni Jodipan Kota Malang Jadi Tujuan Utama Wisatawan Mancanegara
- Hukum & Kriminal3 minggu
Diduga Lompat ke Rel Kereta Api, Seorang Perempuan Tewas Tertabrak KA Pengangkut BBM
- Kota Malang4 minggu
Kasus Gondongan di Kota Malang Meningkat, Dinkes Siapkan Faskes dan Sosialisasi Pencegahan
- Hukum & Kriminal4 minggu
Diduga Ngetap Bensin Sembarangan, Motor dan Ruko di Jalan Raya Tlogomas Terbakar
- Kota Malang4 minggu
Pemkot Malang Dorong Peningkatan PAD melalui Optimalisasi Transaksi Elektronik
- Kota Malang4 minggu
Pembangunan Pasar Besar Kota Malang Masuk Prioritas 2025, Pemkot Tunggu Review DED