Lamongan
Penyakit DBD di Kota Malang Alami Peningkatan
Memontum Kota Malang – Penyakit Demam Berdarah (DBD) di Kota Malang, pada triwulan pertama tahun 2022, mengalami peningkatan, dibanding triwulan pertama tahun 2021. Hal ini, diungkap oleh Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang, dr Husnul Muarif.
“Di triwulan pertama tahun 2021, Januari sampai Maret itu ada 40 kasus, yang meninggal 1 orang. Di triwulan pertama tahun 2022 ada 250 kasus dan yang meninggal 2 orang,” ungkap Husnul saat dikonfirmasi, Selasa (05/04/2022) tadi.
Dijelaskan Husnul, banyak faktor penyebab terjadinya penyakit DBD tersebut. Pertama, yakni kebersihan dilingkup keluarga. Kedua, kebersihan dilingkup lingkungan, serta yang ketiga mobilitas juga dapat mepengaruhi persebaran penyakit DBD.
“Karena nyamuk aedes aegypti ini ada dimana-mana, seperti di angkutan itu pasti ada. Misalnya ke Surabaya, bisa jadi terkena disana, lalu balik ke Malang, baru terasa disini,” lanjutnya.
Baca juga:
- Fokus Kesolidan Massa, Paslon Nomor Urut 3 Pilkada Kota Malang Tiadakan Kampanye Akbar
- Distribusi Pupuk Bersubsidi Dipermudah, Dispangtan Kota Malang Tunggu Perpres untuk Implementasi
- Pastikan Kesiapan Pilkada, KPU Kota Malang Jadwalkan Apel Besar, Distribusi Logistik dan Pembersihan APK
- Paslon Abadi Soroti Kredibilitas dan Keakuratan Survei Elektabilitas yang Dinilai Berubah-Ubah
- Paslon Abadi Soroti Pentingnya Lakukan Sinergi dan Penanganan Inflasi di Kota Malang
Untuk mencegah penyakit DBD ini, dikatakan harus menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Seperti, melalukan kegiatan rutin kerja bakti di lingkungan pemukiman, paling tidak satu minggu sekali. Namun, kebersihan di dalam rumah juga menjadi prioritas utama.
“Karena biasanya ada genangan air yang tanpa disadari, seperti di pot bunga, tanaman, tempat minum burung. Kemudian juga baju-baju yang bergantungan, itu kalau bisa diminimalisir. Nah, itu bisa jadi penyebab adanya nyamuk aedes agyptie,” ucapnya.
Dengan kegiatan rutin melakukan bersih-bersih di lingkungan dan di dalam rumah membuat kondisi lingkungan bersih. Hal itu, nantinya juga akan tercipta dari rumah satu ke rumah yang lainnya, dan membuat tempat perindukannya pelan-pelan akan berkurang.
Upaya dari Dinkes sendiri untuk mencegah terjadi penyakit DBD yakni memberikan edukasi mengenai kebersihan higienis sanitasi pada tempat-tempat yang berpotensi menjadi perundukan nyamuk aedes aegypti.
Selain itu, tambahnya, juga dilakukan sosialisasi berupa pengetahuan secara umum mengenai nyamuk aedes aegypti, bahaya penyakit DBD, serta tahapan pencegahannya. Itu dilakukan secara masif melalui masing-masing Puskesmas yang ada di Kota Malang.
“Kemudian juga di lingkungannya dan di tempat-tempat publik, misalnya sekolah, mall, itu kan merupakan potensi-potensi ada genangan airnya,” ujarnya. (cw2/gie)
- Kota Malang4 minggu
Gramedia Goes to Campus, Berikan Pencerahan Mahasiswa untuk Memasuki Dunia Kerja
- Kota Malang4 minggu
KPU Kota Malang Tegaskan Anggota DPRD yang Terlibat Kampanye Pilkada Wajib Ajukan Cuti
- Kota Malang4 minggu
Kampung Warna-Warni Jodipan Kota Malang Jadi Tujuan Utama Wisatawan Mancanegara
- Hukum & Kriminal3 minggu
Diduga Lompat ke Rel Kereta Api, Seorang Perempuan Tewas Tertabrak KA Pengangkut BBM
- Kota Malang4 minggu
Kasus Gondongan di Kota Malang Meningkat, Dinkes Siapkan Faskes dan Sosialisasi Pencegahan
- Hukum & Kriminal4 minggu
Diduga Ngetap Bensin Sembarangan, Motor dan Ruko di Jalan Raya Tlogomas Terbakar
- Kota Malang4 minggu
Pemkot Malang Dorong Peningkatan PAD melalui Optimalisasi Transaksi Elektronik
- Kota Malang4 minggu
Pembangunan Pasar Besar Kota Malang Masuk Prioritas 2025, Pemkot Tunggu Review DED