Kota Malang

Okupansi Perhotelan Kota Malang Meningkat Signifikan, Libur Idul Adha Beri Dampak Maksimal

Diterbitkan

-

RAMAI: Nampak salah satu resto di salah satu hotel Kota Malang, yang ramai. (ist)

Memontum Kota Malang – Memasuki semester pertama di tahun 2023 ini, okupansi perhotelan Kota Malang meningkat signifikan. Yaitu, antara 60 hingga 70 persen. Hal tersebut, dikatakan oleh Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Malang, Agoes Basoeki, Jumat (30/06/2023) tadi.

Dikatakan Agoes, peningkatan tersebut bisa terjadi karena Pandemi Covid-19, semakin melandai. Selain itu, juga karena faktor keamanan di Kota Malang, yang semakin kondusif dan aman bagi para wisatawan.

“Tentunya, kondusifnya suatu kota itu sangat berpengaruh terhadap stabilitasnya okupansi dan perhotelan, termasuk juga pariwisata. Kalau tidak aman, maka wisatawan akan was-was, takut dan tidak nyaman,” jelas Agoes.

Baca juga:

Advertisement

Kemudian, ditambahkannya, jika pada libur panjang lebaran Idul Adha 1444 Hijriah, atau selama lima hari ke depan, okupansi hotel diperkirakan bisa meningkat mencapai 90 persen. Itu, didominasi oleh tamu-tamu lokal dari nusantara.

“Kebanyakan hotel di sini masih didominasi warga lokal atau nusantara. Jadi, beberapa memang ada yang ramai sekali karena ada kegiatan oleh pemerintah, perusahaan yang meeting,” katanya.

Selain itu, ditambahkan jika upaya meningkatkan kunjungan wisatawan hotel maupun restoran di Kota Malang, juga dibutuhkan kolaborasi bersama Badan Promosi Pariwisata. Sehingga, tidak hanya difokuskan pada hotel-hotel saja, melainkan juga melibatkan aspek pendidikan, fasilitas kesehatan dan potensi wisata lainnya yang ada di Kota Malang.

“Jadi, bukan hanya hotel-hotel yang dipromokan. Tetapi, wisatawan mau ke Malang itu ada apa saja, apakah karena pendidikannya atau yang lainnya. Mengingat, sekarang di Kota Malang juga sudah dikembangkan health tourism, kemudian ada Pokdarwis yang diajak untuk berpromo,” tuturnya.

Advertisement

Sementara itu, saat disinggung terkait upaya untuk mengatasi persaingan bisnis di sektor perhotelan, pihaknya mendorong para pelaku usaha agar dapat lebih kreatif. Karena menurutnya, keberhasilan perhotelan dalam mempertahankan okupansi dipengaruhi oleh kualitas pelayanan, kebersihan, dan kemampuan dalam memanfaatkan media digital sebagai sarana pemasaran yang kuat.

“Jadi memang teman-teman perhotelan itu harus kreatif, komunikatif dan mampu berkolaborasi. Selanjutnya, harus mengetahui apa kekuatan dan kelemahan dari masing-masing usaha itu, nah itu harus dipahami dan dianalisa, kalau sudah pasti akan bisa meningkatkan okupansi. Makanya untuk anggota kami, itu kami himbau untuk selalu kreatif dan kolaboratif,” imbuh Agoes. (rsy/sit)

Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas