Pendidikan

Mahasiswa UMM Ciptakan Antibakteri Daging Ayam dari Daun Belimbing Wuluh

Diterbitkan

-

Memontum Kota Malang – Tim Program Kreatifitas Mahasiswa-Riset (PKM-RE) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), berhasil meneliti dan menciptakan antibakterial yang cukup ampuh untuk daging ayam. Adapun PKM dengan judul ‘Ekstrak Daun Belimbing Wuluh Sebagi Antibakteri Terhadap Salmonella Typhi Pada Daging Ayam’, ini telah lolos tahap pendanaan Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi (Dikti).
Ketua tim, Hanifa Adani, menjelaskan ide tersebut muncul dari kegiatannya membaca jurnal-jurnal sebelumnya yang meneliti terkait antibakteri. “Selain itu, menurut saya sebagian besar ayam yang ada di pasar dan rumah potong masih mengandung zat Salmonella. Padahal zat tersebut memiliki dampak buruk bagi kesehatan jika dikonsumsi. Kedua hal tersebut akhirnya menggerakkan saya beserta tim melaksanakan PKM yang berbasis riset,” ujarnya, Sabtu (02/10/2021).
Mahasiswi yang akrab disapa Hanifa itu memaparkan, bahwa selama proses riset penelitian, mereka menemukan adanya zat flavonoid pada daun belimbing wuluh. Adapun zat ini memiliki fungsi untuk menjaga kesehatan pada kandungan makanan dan mencegah berkembangnya zat buruk salmonella pada daging ayam. Hal tersebut menjadikan daun belimbing wuluh sebagai sumber antibakteri.
“Daun belimbing wuluh yang mengandung flavonoid menjadikannya sebagai sumber antibakteri yang berfungsi menagkal zat salmonella pada daging ayam” imbuhnya.
Proses pembuatan antibakteri sendiri memakan waktu tiga hingga empat minggu. Dimana pembuatannya harus melalui proses ekstrasi. Pada proses ini daun belimbing wuluh dipotong-potong, dikeringkan, kemudian dihancurkan hingga halus. Setelah itu, ditambahkan pelarut dan diuapkan hingga mendapat ekstrak kental. Ekstrak kental itulah yang bisa digunakan menjadi antibakteri.
“Kita cukup memasukkan daging ayam dan merendamnya bersama dengan antibakteri tersebut,” sambung Hanifa.
Mahasiswa kelahiran Tulungagung ini berharap, hasil dari riset dan penelitian terkait antibakteri ini bisa memberikan wawasan baru bagi masyarakat. Selain itu, kedepannya bisa menjadi produk untuk menjaga kandungan daging ayam serta dapat dipasarkan secara komersil.
“Kami tentu berharap penelitian ini mampu memberikan pengetahuan baru kepada masyarakat terkait antibakteri. Semoga bisa segera diproduksi dan dipasarkan kepada masyarakat luas agar manfaatnya bisa segera dirasakan oleh orang lain,” jelasnya.
Saat ini, pihaknya tengah memproses submit jurnal dan akan mematenkannya di Hak Kekayaan Intelektual (HaKI). “Kami meneliti sejak Mei hingga Juli 2021 lalu, sempat terkendala Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) juga. Tapi kami mencari alternatif dengan melakukan pertemuan secara online. Akhir dari projek PKM ini adalah submit jurnal dan mematenkannya di Hak Kekayaan Intelektual (HaKI),” terangnya. (mus/sit)

Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas