Kota Malang
Jadi Lokomotif Perekonomian, Gubernur Jatim bersama BI dan Kepala Daerah Lakukan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan
Memontum Kota Malang – Bank Indonesia bersama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemrov Jatim), melakukan upaya Gerakan Nasional untuk Pengendalian Inflasi Pangan. Kegiatan itu, dilakukan di salah satu Hotel di Kota Malang, Rabu (10/08/2022) tadi. Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Gubernur Jatim, Khofifah Indah Parawansa, Gubernur BI, Perry Warjiyo, Wali Kota Malang, Sutiaji, dan beberapa wali kota, serta bupati dari beberapa daerah di Jatim.
Gubernur Jawa Timur (Jatim), Khofifah Indar Parawansa, menyampaikan bahwa Jatim menjadi lokomotif perekonomian Nasional, dengan kontribusi sebesar 14,30 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia dan berkontribusi sebesar 25,30 persen Produk Domestik Regional (PDRB) Pulau Jawa. “Di tahun 2022, ini tumbuh 5,74 persen dan secara nasional tumbuh 5,44 persen,” ujar Gubernur Khofifah.
Dijelaskannya, bahwa penyebab inflasi tinggi itu diakibatkan karena harga cabai merah yang melambung, serta bawang putih dan bawang merah. Padahal beberapa bahan tersebut sangat dibutuhkan oleh masyarakat.
“Harga tersebut bisa tinggi, karena ada beberapa kendala yang dialami oleh para petani. Seperti, cuaca yang tidak menentu,” ujarnya.
Untuk menghadapi tantangan global itu, disampai Gubernur Khofifah, harus ada sinergitas bersama. Terutama, dari beberapa daerah yang ada di Jatim. Dengan menyinkronkan para suplier, karena pergerakan cukup dinamik.
“Jatim harus membangun sinergitas yang cukup baik dan support itu sangat dibutuhkan,” katanya.
Baca juga :
- Bawaslu Kota Malang Petakan TPS Rawan di Pilkada 2024
- Bawaslu Kota Malang Gelar Apel Pengawasan Pilkada 2024, Tegaskan Pentingnya Integritas
- Mahasiswa di Kota Malang Gelar Aksi Pilkada Bersih dan Netralitas Aparat
- Angka Kemiskinan Kota Malang di Angka 3,91 Persen, BPS Sebut Tak Lepas dari Program Bantuan Pemerintah
- Dishub Kota Malang Rencanakan Transportasi Publik BTS untuk Jangkau Non Angkutan Umum
Sementara itu, Gubernur BI, Perry Warjiyo, menjelaskan bahwa ada tiga alasan mengapa pengendalian inflasi tersebut sangat penting. Pertama, karena kondisi global yang sedang bergejolak.
“Berbagai negara sekarang menuju pada resesi, harga-harga sangat tinggi, harga pangan melambung tinggi di seluruh dunia dan suku bunga di berbagai negara maju naik sangat tinggi,” jelas Perry.
Kemudian, dijelaskannya, bahwa hal ini termasuk dalam masalah sosial, masalah yang berhubungan dengan rakyat. Sehingga, menurutnya harus berjuang bersama-sama dan bersatu dalam pengendalian inflasi pangan ini.
“Mari kita gerakkan pengendalian inflasi pangan ini. Karena 20 persen komposisi dalam inflasi pangan itu pengeluaran rakyat,” tuturnya.
Terakhir, menurutnya, harus ada sinergitas bersama-sama bergerak dalam melakukan operasi pasar. Karena, upaya pengendalian tersebut adalah untuk rakyat.
“Mari bekerjasama antar daerah. Apabila ada produksi lebih, silahkan bergotong royong. Asal-usul kita adalah petani, mari gerakkan pertanian kita, keterbatasan lahan bukan suatu alasan, kita lakukan urban farming, kita tunjukkan kalau dengan lahan kecil bisa mengembangkan,” imbuhnya. (rsy/sit)
- Kota Malang4 minggu
Kampung Warna-Warni Jodipan Kota Malang Jadi Tujuan Utama Wisatawan Mancanegara
- Hukum & Kriminal3 minggu
Diduga Lompat ke Rel Kereta Api, Seorang Perempuan Tewas Tertabrak KA Pengangkut BBM
- Kota Malang4 minggu
Kasus Gondongan di Kota Malang Meningkat, Dinkes Siapkan Faskes dan Sosialisasi Pencegahan
- Hukum & Kriminal4 minggu
Diduga Ngetap Bensin Sembarangan, Motor dan Ruko di Jalan Raya Tlogomas Terbakar
- Kota Malang4 minggu
Pemkot Malang Dorong Peningkatan PAD melalui Optimalisasi Transaksi Elektronik
- Kota Malang4 minggu
Pembangunan Pasar Besar Kota Malang Masuk Prioritas 2025, Pemkot Tunggu Review DED
- Kota Malang4 minggu
Semester Genap Tahun Akademik 2023/2024, Unikama Wisuda 470 Mahasiswa
- Hukum & Kriminal3 minggu
Diduga Akibat LPG Bocor, Dua Warung Makan di Kota Malang Terbakar