Pendidikan

Dosen UB Teliti Metode Neuromuscular Taping Kaki Diabetik

Diterbitkan

-

Memontum Kota Malang – Diabetes Melitus (DM) menjadi ancaman serius bagi kesehatan manusia. Maklum, penyakit ini dapat menimbulkan komplikasi kronis yang tidak terkontrol, salah satunya pada kaki yang dikenal dengan istilah Diabetic Foot Syndrome (DFS).

Perawatan pada masalah kaki diabetik selama ini, masih berfokus pada upaya penyembuhan luka. Hal tersebutlah, yang menjadi latar belakang disertasi Dosen Keperawatan Medikal Bedah Universitas Brawijaya, Ns Heri Kristianto SKep MKep SpKep MB, yang berjudul ‘Pengembangan Algoritme Neuromuscular Taping terhadap Perbaikan Klinis Gangguan Mikrosirkulasi pada Kaki Diabetik’.

Baca juga:

    “Dalam penelitian, saya melakukan pengembangan dan pengkajian tatalaksana perbaikan sirkulasi perifer pada kaki diabetik. Sebagai usaha untuk mencegah terjadinya ulkus kaki diabetik sebagai petanda komplikasi lebih lanjut,” ungkapnya, Sabtu (05/06) tadi.

    Menurut Heri, metode Neuromuscular Taping (NMT) dapat menjadi pilihan intervensi penunjang dari terapi yang sudah ada, karena tidak mempengaruhi aktivitas klien yang terpasang plester. Oleh karena itu, NMT berpeluang untuk dikembangkan dan diterapkan sebagai penunjang dalam penanganan kaki diabetik dengan memberikan dukungan pasien untuk tetap beraktivitas.

    Advertisement

    “NMT sendiri merupakan suatu metode pemasangan plester pada permukaan kulit kaki dengan menggunakan plester khusus yang telah dilakukan modifikasi bentuk, panjang dan lebar plester sesuai dengan indikasi klinis. Pada uji klinis yang telah dilakukan menggunakan bentuk Fan dan I sebagai dasar untuk memperbaiki mikrosirkulasi pada neuropati kaki diabetik. Hasil yang diperoleh memberikan manfaat dalam memperbaiki kelembapan kulit kaki, struktur kapiler dan respon nyeri neuropati,” paparnya.

    Promovendus ini berharap hasil penelitiannya dapat mendukung pengembangan manajemen nyeri nonfarmakologi dalam bidang keperawatan, khususnya perawatan kaki diabetik. “Semoga penelitian ini bisa memberi harapan baru dalam tata laksana kaki diabetik selain pendekatan farmakologi,” terangnya.

    Melalui disertasi ini, Heri dinyatakan lulus sebagai Doktor Keperawatan ke-105 dari Fakultas Ilmu Keperawatan (FIK) UI dengan IPK 3.94 dan predikat cumlaude, yang ditempuh dalam waktu 2 tahun 9 bulan. (mus/sit)

    Advertisement
    Advertisement
    Click to comment

    Tinggalkan Balasan

    Terpopuler

    Lewat ke baris perkakas