Dinkes Wacanakan Program Screening ASN Penyintas Covid-19 untuk Dorong Kesadaran Donor Plasma Konvalesen

Memontum Kota Malang – Kebutuhan akan plasma konvalesan cukup tinggi di Kota Malang. Hal itu mendorong Pemerintah Kota (Pemkot) Malang melalui Dinas Kesehatan (Dinkes), mewacanakan screening bagi Aparatur Sipil Negera yang merupakan penyintas Covid-19.

“Nanti, ke depan kami wacanakan program screening bagi ASN di lingkup Pemkot Malang. Tujuannya, supaya kita tahu berapa penyintas yang bisa mendonorkan plasmanya ke pasien Covid-19. Karena permintaan akan plasma konvalesan sendiri, tinggi,” ujar Kepala Dinkes, dr Husnul Muarif, Jumat (09/04) tadi.

Baca juga:

• Fokus Kesolidan Massa, Paslon Nomor Urut 3 Pilkada Kota Malang Tiadakan Kampanye Akbar
• Distribusi Pupuk Bersubsidi Dipermudah, Dispangtan Kota Malang Tunggu Perpres untuk Implementasi
• Pastikan Kesiapan Pilkada, KPU Kota Malang Jadwalkan Apel Besar, Distribusi Logistik dan Pembersihan APK
• Paslon Abadi Soroti Kredibilitas dan Keakuratan Survei Elektabilitas yang Dinilai Berubah-Ubah
• Paslon Abadi Soroti Pentingnya Lakukan Sinergi dan Penanganan Inflasi di Kota Malang

Pihaknya menginginkan, agar ASN bisa menginisiasi dan memberi contoh untuk berdonor. Pasalnya, terapi plasma darah konvalesen merupakan salah satu cara untuk membantu pasien yang tengah berjuang melawan Covid-19.

“Kebutuhan konvalesan masih tinggi, karena seperti yang kita tahu, ini bisa membantu kesembuhan pasien Covid-19. Tapi persediaan seperti di Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Malang, masih kurang. Jadi, untuk menggerakkan masyarakat, diinisiasi dengan di lingkungan Pemkot Malang,” jelasnya.

Dikatakan pria yang pernah menjabat sebagai Dirut RSUD Kota Malang ini, tidak semua penyintas bisa mendonorkan plasmanya. Karena ada berbagai syarat yang wajib dipenuhi.

“Penyintas Covid-19 tidak semuanya bisa lolos screening. Karena ada beberapa persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi. Misalnya, penyintas yang kategorinya sedang dan berat itu yang bisa masuk di screeningnya. Sedangkan kalau Orang Tanpa Gejala (OTG) tidak masuk,” paparnya. (mus/sit)