Bus Malang City Tour Akan Dioperasikan Kembali, DED Bus Macyto Rampung Tanggal 10 Mei

Memontum Kota Malang – Setelah berhenti beroperasi selama bertahun-tahun, bus Malang City Tour (Macyto) akan segera aktif kembali.

Disampaikan Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang, Heru Mulyono, salah satu ikon wisata ini sedang dalam proses pembuatan DED (Detail Engineering Design).

Baca juga:

• Kampanye Hari Terakhir, Abah Anton dan Dimyati Manfaatkan Momen dengan Sapa Pedagang Pasar Dinoyo
• Bawaslu Kota Malang Fokus Antisipasi Serangan Fajar dan Politik Uang di Pilkada 2024
• Sambut 2025, Pj Wali Kota Malang Tegaskan Tata Kelola PAD Transparan dan Akuntabel

“Saat ini bus Macyto dalam proses perencanaan DED, nanti tanggal 10 Mei 2021 selesainya,” jelasnya, Jumat (30/04).

Sehingga setelah DED usai, akan segera disampaikan kepada Wali Kota Malang, Sutiaji. Yang kemudian baru akan dinaikkan ke proses pengadaan lelang.

Diakui pria yang pernah menjabat sebagai Camat Klojen ini, akan ada beberapa perubahan pada bus karena proses upgrade.

“Jadi tahun ini 2 bus kita upgrade, bentuknya tetap terbuka tapi lebih pendek. Overdimensi juga harus diperhatikan. Yang pasti kita mengikuti aturan standar keselamatan yang direkomendasikan Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub,” jelasnya.

Setelah diupgrade, bodi bus Macyto yang lama akan diletakkan di Rest Area Taman Madyopuro. Menurut Heru, bodi tersebut bisa dimanfaatkan juga untuk menarik minat wisatawan. “Mungkin bisa dijadikan cafe disana,” singkatnya.

Untuk anggaran upgrade bus Macyto ini, dijelaskan Heru menelan kurang lebih anggaran Rp 1 milyar.
“Anggaran tepatnya berapa, kita tunggu DED selesai. Tapi yang pasti untuk tahun ini kita siapkan kurang lebih Rp 1 milyar,” katanya.

Ditargetkan pria berkacamata itu, bus Macyto bisa beroperasi di akhir tahun 2021 ini. Dan ditahun 2022 pihaknya akan mengusulkan pembelian bus baru untuk menambah armada.

“Tahun ini kita upgrade 2 bus, tahun depan usulan baru. Ditargetkan upgrade harus selesai tahun ini, dan akhir tahun kita coba operasionalkan,” harap Sutiaji. (mus/ed2)