Hukum & Kriminal

Sebutkan Kode OTP, Uang Rp 9,5 Juta di Rekening Milik Karyawati Hilang

Diterbitkan

-

Awal percakapan pelaku dengan korbannya di pesan WA. (ist)
Awal percakapan pelaku dengan korbannya di pesan WA. (ist)

Memontum Kota Malang – Tak pernah dibayangkan oleh Siti Wahyuni (21) seorang karyawati minimarket di Jl Sulfat, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, kalau Sabtu (12/12/2020) sekitar pukul 13.30 WIB bakal kehilangan uang Rp 9,5 juta.

Padahal Wahyuni berniat baik mengembalikan pulsa yang nyasar ke nomer ponselnya Rp 25 ribu, malah menjadi korban penipuan.

Ternyata pulsa yang nyasar ke nomer ponselnya adalah akal-akalan pelaku untuk mengetahui kode One Time Password (OTP) rekening milik Wahyuni. Setelah Wahyuni menyebutkan kode OTP nya, uang Rp 10 juta di rekeningnya dibobol hingga hanya menyisakan Rp 430 ribu.

Informasi Memontum.com bahwa siang itu Wahyuni mendapat pulsa Rp 25 ribu dari nomer tidak dikenal. Namun tak lama kemudian dia mendapat pesan WhatsApp dari nomer 083803761570. Pesan itu memperlihatkan foto profil wajah seorang laki-laki driver ojol sambil menunjukan KTP.

Advertisement

“Tadi saya salah isi pulsa dan Topup di nomer ini,” bunyi pesan WhatsApp dari pelaku.

“Teman saya berniat mengembalikan pulsanya. Kemudian pelaku memberitahukan caranya. Pelaku mengirim seperti kode, dan kemudian bilang agar mengirimkannya ke customer service OVO atau ke nomor 3300. Karena tak curiga, teman saya pun menuruti saja permintaan dari pelaku. Sebab teman saya berniat baik dan tidak mengira akan menjadi korban penipuan,” ujar Ainur Rohmah Dewi Kartika (21) teman kerja korban, warga Kelurahan Kasin, Kecamatan Klojen, Kota Malang.

Selang beberapa detik kemudian muncul SMS ke ponsel Wahyuni berisi kode OTP. Kode itu muncul sampai enam kali. Karena tiba-tiba mendapat SMS kode OTP, korban sempat melakukan pengecekan rekeningnya dan masih aman. Uangnya saat itu belum hilang.

Saat itu muncul SMS kode OTP ke tujuh. Lagi-lagi korban masih berfikir positif dan tidak curiga. Dia kemudian menuruti permintaan pelaku untuk menyebutkan kode OTP tersebut.

Advertisement

“Setelah itu korban kehilangan akses aplikasi mobile banking miliknya. Saat masuk login ke BRI Mobile Banking, teman saya itu dapat peringatan kalau user login masih digunakan oleh pengguna lain. Karena dipikirnya sedang mengalami gangguan. Setelah ditunggu hingga sekitar lima menit dicek saldonya telah hilang,” ujar Ainur Rohmah.

Dicek melalui email terdapat inbok notifikasi jika terdapat sebuah transaksi Top UP Briva ke akun atas nama Nia dengan nilai sebesar Rp 9,4 juta. Selain itu juga terdapat transaksi berupa Top Up OVO sebesar Rp 170 ribu.

“Total uang milik teman saya hilang Rp 9.570.000. Kejadian ini dilaporkan ke pihak Bank. Namun laporan itu baru bisa diproses Senin besok. Rencananya juga akan dilaporkan ke pihak kepolisian.

Nampaknya korban penipuan dengan modus memanfaatkan kode OTP semakin berjatuhan. Sebab sebelumnya, Ayu Kartikasari (35) warga Jl Kelor, Kelurahan Bumiayu, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang, juga menjadi korban penipuan yang pelakunya memanfaatkan kode OTP.

Advertisement

Bahkan akibat dari kejadian ini, Ayu kehilangan uang Rp 100 juta miliknya, Minggu (22/11/2020) pukul 14.16. Padahal uang tersebut baru saja dipinjam dari Bank BRI untuk tambahan membeli rumah.

Hal itu terjadi setelah istri petugas kepolisian Lantas Polsek Kedungkandang ini mendapat telp dari seorang laki-laki yang mengaku dari petugas BRI. Namun setelah menyebut kode BRI OTP (One Time Password), Ayu mendapat notifikasi bahwa uang miliknya sudah tertransfer ke rekening orang lain hingga kerugian mencapai Rp 100 juta. Kejadian ini sudah dilaporkan ke Polresta Malang Kota pada Senin (24/11/2020) pagi. (gie)

Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas