Kabupaten Malang

Masyarakat Malang Raya Antusias Ikuti Pelaksanaan Salat Eid Hari Ini

Diterbitkan

-

Masyarakat Malang Raya Antusias Ikuti Pelaksanaan Salat Eid Hari Ini
IED: Suasana Salat Eid di Masjid Miftakhul Huda, Dusun Loandeng Lor, Desa Kalisongo, Kecamatan Dau. (memontum.com/rsy)

Memontum Kota Malang – Ratusan warga di Desa Kalisongo, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, menggelar salat Idul Fitri 1444 Hijriah di Masjid Miftakhul Huda, Jumat (21/04/2023) pagi. Bahkan, beberapa masyarakat begitu antusias hingga memadati halaman luar dan samping masjid. Pelaksanaan Salat Eid tahun ini, berbeda dengan tahun sebelumnya yakni karena tidak ada pembatasan akibat Covid-19.

“Kami menggelar Salat Eid hari ini,” kata Takmir Masjid, Suyono.

Dijelaskan Suyono, jika Salat Eid ini digelar berdasarkan surat keputusan dari Pondok Pesantren Miftahul Huda, Gadingkasri, Kota Malang. Dimana, isi dari surat keputusan tersebut, 1 Syawal 1444 Hijriah, jatuh pada Jumat Pahing, (21/04/2023).

“Di dalam surat tersebut, berisikan ijtimaul hilal terjadi pada Kamis Legi, 20 April 2023, pukul 09.59 WIB, tinggi hilal dilihat pada malam jumat setinggi tiga derajat, letak hilal di sebelah utara titik barat. Keadaan hilal, miring ke arah utara, dengan lamanya 14 menit 57 detik,” jelasnya.

Advertisement

Baca juga:

Namun, dengan adanya perbedaan Salat Eid, tentunya ini harus tetap rukun dan dijaga. Jadi, tetap saling menghargai dan saling toleransi antar sesama muslim.

“Tidak apa-apa kalau ada yang melaksanakan Salat Eidnumya besok. Yang penting, tetap menghargai saudara kita yang saat ini masih sedang menjalankan ibadah puasa,” katanya.

Sementara itu, di Stadion Gajayana, Kota Malang, sekitar 2000 Umat Islam dari Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM), Klojen, juga menggelar Salat Idul Fitri 1444 Hijriah, hari ini. Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Malang, Triyo Supriyanto, menyampaikan adanya perbedaan keputusan antara Pimpinan Pusat Muhammadiyah dengan Pemerintah menjadi suatu hal yang harus disikapi dengan lapang dada.

“Perbedaan harus kita sikapi lapang dada, seperti perbedaan pada siang dan malam. Terjadinya perbedaan siang dan malam, juga ada waktu-waktu, waktu Subuh, waktu fajar, waktu dhuha,” ucap Triyo.

Advertisement

Pihaknya juga menegaskan, adanya perbedaan yang terjadi ini sebuah keniscayaan. Sehingga, sangat lumrah terjadi perbedaan diantara umat Islam, seperti halnya yang terjadi dalam menentukan 1 Syawal 1444 Hijriah.

“Allah sudah mengajarkan bahwa kita harus memperhatikan waktu yang berbeda-beda. Maka kehidupan kita juga pasti ada perbedaan-perbedaan dengan yang lainnya,” imbuhnya.

Sebagai informasi, menurut Triyo, di Kota Malang saat ini ada sekitar 100 lebih tempat yang digunakan jamaah Muhammadiyah untuk menunaikan salat Idulfitri 1444 Hijriah, baik di masjid maupun di lapangan. Sedangkan di kawasan Kecamatan Klojen sendiri ter-plot 15 titik pelaksanaan salat. (rsy/sit)

Advertisement
Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas