Kota Malang
Relokasi Warga di Rawan Banjir Masih Wacana, Pemkot Malang Bangun Drainase Blueprint untuk Atasi Banjir
Memontum Kota Malang – Pemerintah Kota (Pemkot) Malang terus berupaya meminimalisir penyebab terjadinya banjir. Selain melalui Gerakan Angkat Sampah dan Sedimen (GASS), Wali Kota Malang, Sutiaji, menekankan bahwa pihaknya kuatkan zero tolerance terhadap bangunan yang menghambat saluran aliran air. Meski begitu, hingga kini belum ada rencana untuk merelokasi warga yang bermukim di wilayah rawan banjir.
“Karena melibatkan banyak orang, relokasi masih wacana,” tegas Wali Kota Sutiaji, Senin (15/11/2021).
Oleh sebab itu, pihaknya saat ini tengah mencari solusi lain. Yakni, berupa pembangunan drainase blueprint. “Yang dilakukan Pemkot, kita lagi bangun drainase blueprint. Sistem di sini yang dipakai adalah irigasi. Kalau irigasi kan bentuk alirannya dari besar ke kecil,” ujarnya.
Tak hanya itu, dengan mengetahui data eksisting drainase di Kota Malang, pihaknya menelusuri dari hulu ke hilir dimana letak penyebab banjir. “Sehingga ini harapannya bisa mengurangi volume air dan bisa tidak banjir. Terlebih ketika jacking di Tidar bisa difungsikan, akan mengurangi banjir di daerah Klaseman, Tidar, dan Galunggung,” tambahnya.
Baca juga :
- Asrama SMK Muhammadiyah 1 Kota Malang Terbakar
- Pemkot Malang Kampanyekan Gempur Rokok Ilegal melalui Gowes Hantaru 2024
- Kampanye Hari Terakhir, Abah Anton dan Dimyati Manfaatkan Momen dengan Sapa Pedagang Pasar Dinoyo
- Bawaslu Kota Malang Fokus Antisipasi Serangan Fajar dan Politik Uang di Pilkada 2024
- Sambut 2025, Pj Wali Kota Malang Tegaskan Tata Kelola PAD Transparan dan Akuntabel
Beberapa titik banjir lainnya, diakui Sutiaji, sebenarnya sudah ada solusi. Seperti di Jalan Bareng Raya yang rencananya dilakukan penyudetan dengan biaya Rp 20 miliar, namun anggaran tersebut harus direfocusing.
“Kemudian di Jalan Kedawung itu kami sudah minta kepala dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang Perumahan dan Kawasan Pemukiman (DPUPRPKP) dan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas dengan Pemerintah Provinsi. Nanti dibelokkan, kita buat besar dari Ringin Asri sampai ke Sungai Brantas, sehingga bisa mengurangi mulai Suhat, Lowokwaru, sampai Kedawung. Detail Engineering Design (DED) sudah, kurang lebih kemarin anggarannya Rp 128 miliar, tapi dari Pemprov,” bebernya.
Namun, untuk sektor Sawojajar, pihaknya masih mencari solusi berkaitan dengan penataan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). “Kita kan hanya bisa menginventarisir beberapa wilayah seperti itu. Apa yang bisa dilakukan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) kerjasama dengan DPUPRPKP untuk penanganan sementara. Staff dari BPBD juga ada yanga menjadi satgas di beberapa titik,” terangnya.
Di samping itu, untuk penyelesaian plengsengan, Sutiaji menyatakan bahwa itu bukan otoritas Pemkot Malang, melainkan BBWS Brantas. (hms/mus/sit)
- Kota Malang4 minggu
Kampung Warna-Warni Jodipan Kota Malang Jadi Tujuan Utama Wisatawan Mancanegara
- Hukum & Kriminal3 minggu
Diduga Lompat ke Rel Kereta Api, Seorang Perempuan Tewas Tertabrak KA Pengangkut BBM
- Kota Malang4 minggu
Kasus Gondongan di Kota Malang Meningkat, Dinkes Siapkan Faskes dan Sosialisasi Pencegahan
- Hukum & Kriminal4 minggu
Diduga Ngetap Bensin Sembarangan, Motor dan Ruko di Jalan Raya Tlogomas Terbakar
- Hukum & Kriminal3 minggu
Diduga Akibat LPG Bocor, Dua Warung Makan di Kota Malang Terbakar
- Hukum & Kriminal4 minggu
Ratusan Knalpot Brong Hasil Operasi Zebra Semeru 2024 Polresta Malang Kota Dihancurkan
- Hukum & Kriminal4 minggu
Komplotan Pelaku Rumah Produksi Narkoba Dilimpahkan ke Kejari Malang, Hukuman Seumur Hidup Menanti
- Hukum & Kriminal4 minggu
Pria Mesum Lakukan Aksi Eksibisionisme ke Karyawati Terekam CCTV Pasar Besar Kota Malang