Pemerintahan

Frekuensi Giat Malam Meningkat, Wali Kota Sutiaji Menginap di Balkot

Diterbitkan

-

Frekuensi Giat Malam Meningkat, Wali Kota Sutiaji Menginap di Balkot

Memontum Kota Malang – Kota Malang menjadi salah satu daerah yang harus menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat selama 3-20 Juli 2021. Di dalam aturannya, mayoritas mengatur mobilitas dan batasan jam operasional.

Oleh karena itu, ketika sudah memasuki batas jam operasional atau jam malam, operasi gabungan kian digalakkan oleh Kepolisian maupun Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait.

Baca juga:

    Wali Kota Malang, Sutiaji, pun kerap turun langsung mengikuti operasi gabungan yang biasanya berlangsung hingga dini hari.

    “Giat malam hingga dini hari meningkat karna PPKM Darurat. Terlebih sekarang Kota Malang zona merah karena lonjakan kasus covid-19,” ungkap Wali Kota Sutiaji, Jumat (09/07).

    Advertisement

    Oleh sebab itu, orang nomor satu di Kota Malang tersebut harus menginap dan tinggal dii Balaikota selama 24 jam penuh.

    “Iya saya harus berada total di kantor. Mengingat Sekretariat Satgas Covid-19 juga di Balaikota, serta saya harus efektifkan dan optimalkan pengendalian akibat frekuensi giat malam yang meningkat,” jelasnya.

    Keluarga juga menjadi salah satu alasan pria penyintas covid-19 itu menginap di Balaikota. Ia ingin meminimalisir potensi resiko bagi keluarga tercintanya.

    “Saya harus meminimalisir resiko bagi keluarga, karena ini bukan kejadian biasa, ini kejadian luar biasa. Nasib bangsa dan kehidupan dipertaruhkan,” sambungnya.

    Advertisement

    Di kondisi darurat ini, Sutiaji mengaku sering mendapat permintaan dari para sahabat, kolega, hingga warga Kota Malang yang secara pribadi minta tolong untuk dapat terfasilitasi kamar rawat di rumah sakit rujukan Covid-19. Terlebih berkaitan dengan fasilitas penanganan ventilator.

    “Banyak yang minta tolong, sementara RS sudah over capacity. Jadi bisa dibayangkan situasinya seperti apa,” tegasnya.

    Maka, Sutiaji meminta para warga masyarakat untuk patuh terhadap peraturan dan disiplin protokol kesehatan (prokes) serta melaksanakan 5 M dengan benar.

    “Saat ini kita ibarat seperti puasa. Ada saat menahan diri dan pada saatnya kita berbuka, satu bulan puasa di Ramadhan nanti sebelas bulan berikutnya kita sudah dibebaskan dari puasa. Saat ini kita pada fase tersebut. Ini juga menyangkut nyawa, maka ayo saya ajak untuk sejenak menahan diri,” seru Sutiaji. (mus/ed2)

    Advertisement
    Advertisement
    Click to comment

    Tinggalkan Balasan

    Terpopuler

    Lewat ke baris perkakas