Kota Malang
Monitoring Pariwisata, Komisi B DPRD Jatim Datangi Kampung Budaya Polowijen
Memontum Kota Malang – Komisi B DPRD Provinsi Jawa Timur sambangi Kampung Budaya Polowijen, Sabtu (13/03) ini. Kunjungan ini dalam rangka memonitor usaha pariwisata yang sudah dilakukan oleh desa dan kampung wisata yang ada pada kota maupun kabupaten di Jawa Timur saat pandemi Covid-19. Turut hadir pula Kepala Bidang Cagar Budaya dan Sejarah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jatim, Dwi Supranto, Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang, Dian Kuntari, dan Ketua Forum Komunikasi Kelompok Sadar Wisata Kota Malang, Isa Wahyudi.
Anggota Komisi B DPRD Jawa Timur, Daniel Rohi, mengatakan bahwa pihaknya ingin mengetahui sejauh mana dampak Covid-19 terhadap pariwisata.
“Selain itu kita juga berdiskusi mendengar apa saja aspirasi dari para pengelola.
Sehingga Pemerintah Provinsi bisa memberikan solusi agar pariwisata di Jatim, Malang Raya khususnya, bisa terus berkembang. Mengingat jumlah wisawatan yang datang per tahun di Kota Malang sendiri sekitar 6 juta orang,” ungkapnya.
Sehingga menurut Daniel, pariwisata bisa menjadi sumber potensi ekonomi. Meski usaha untuk melestarikan budaya patut diapresiasi, masyarakat masih perlu menyiapkan satu pariwisata budaya yang sifatnya berkelanjutan.
Baca Juga : Dapoer Bibuu, Sajikan Sate Ayam Sambal Matah dengan Potongan Daging Besar
“Tapi yang paling penting adalah memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat sini. Saran kita, cagar budaya sebagai obyek wisata, itu perlu legalitas,” tandasnya.
Sehingga melalui kunjungannya itu, Komisi B DPRD Provinsi Jatim itu memberikan dorongan kepada pengelola di Kampung Budaya Polowijen untuk melakukan pendaftaran asesmen terhadap situs budaya yang ada.
“Kalau jadi cagar budaya, nanti akan memberikan peluang untuk mendapatkan akses bantuan dan pendanaan bagi berbagai pihak,” imbuh Daniel.
Lebih lanjut, dirinya juga mengusulkan adanya promosi pariwisata dengan memanfaatkan sosial media
Disinggung mengapa tertarik mengunjungi Kampung Budaya Polowijen, politisi PDIP itu mengatakan bahwa pihaknya ingin mengetahui apa saja yang perlu dikembangkan dan disupport sebagai ikon pariwisata di Kota Malang. “Dan fokus kami pada Kampung Budaya Polowijen karena unik. Di kota pelajar, muncul karena swadaya masyarakat. Perlu kita dorong hingga menjadi besar,” tegasnya.
Diakui Daniel, untuk pengembangan pariwisata bisa saja mengusulkan anggaran pada Pemerintah Provinsi melalui anggota DPRD Daerah Pemilihan (dapil) Malang.
“Kalau ada atau tidaknya dana yang nantinya dianggarkan, itu bisa usulkan lewat anggota DPRD yang punya dapil di sini. Bisa juga dari dana hibah Disbudpar. Sebab itu, pihak pengelola harus sigap siapkan proposal sesuai dengan prioritas yang ingin dikembangkan,” jelas Daniel. (mus/ed2)
- Kota Malang4 minggu
Kampung Warna-Warni Jodipan Kota Malang Jadi Tujuan Utama Wisatawan Mancanegara
- Hukum & Kriminal3 minggu
Diduga Lompat ke Rel Kereta Api, Seorang Perempuan Tewas Tertabrak KA Pengangkut BBM
- Kota Malang4 minggu
Kasus Gondongan di Kota Malang Meningkat, Dinkes Siapkan Faskes dan Sosialisasi Pencegahan
- Hukum & Kriminal4 minggu
Diduga Ngetap Bensin Sembarangan, Motor dan Ruko di Jalan Raya Tlogomas Terbakar
- Kota Malang4 minggu
Pembangunan Pasar Besar Kota Malang Masuk Prioritas 2025, Pemkot Tunggu Review DED
- Kota Malang4 minggu
Semester Genap Tahun Akademik 2023/2024, Unikama Wisuda 470 Mahasiswa
- Hukum & Kriminal3 minggu
Diduga Akibat LPG Bocor, Dua Warung Makan di Kota Malang Terbakar
- Hukum & Kriminal4 minggu
Ratusan Knalpot Brong Hasil Operasi Zebra Semeru 2024 Polresta Malang Kota Dihancurkan