Kota Malang
Ahmad Irawan: Kolaborasi Malang Raya Bisa Wujudkan Mandiri Ekonomi
Memontum Kota Malang – Calon anggota legislatif (Caleg) DPR RI dari Partai Golkar, Ahmad Irawan, berpandangan bahwa kerja sama tiga daerah di Malang Raya (Kota Malang, Kota Batu dan Kabupaten Malang) bisa mewujudkan kemandirian ekonomi. Itu karena, tiga daerah di Malang Raya memiliki ciri khas sendiri dengan potensinya masing-masing.
Kabupaten Malang, potensinya di sumber daya alam. Yaitu, berupa produksi pertanian, kehutanan, perkebunan, laut, peternakan dan pariwisata serta pertambangan. Sedangkan Kota Malang, memiliki potensi sumber daya manusia, pariwisata, industri jasa, pendidikan termasuk ekonomi kreative. Berikutnya Kota Batu, memiliki potensi sumber daya alam berupa produk pertanian, peternakan dan pariwisata.
“Kalau ketiga daerah ini dikolaborasikan, maka kekuatan ekonominya luar biasa. Ketiga daerah, bisa saling menopang untuk menutupi kekurangannya masing-masing. Hasilnya, kesejahteraan dan kemakmuran masyarakatnya terjamin,” terang Ahmad Irawan, Rabu (27/12/2023) tadi.
Politikus muda dari Partai Golkar ini menambahkan, keberadaan ribuan mahasiswa yang indekost di Kota Malang, termasuk penduduk Kota Malang yang padat, merupakan ladang pemasaran untuk produk pertanian dari Kabupaten Malang. Sebagai contoh, pemasaran hasil perkebunan kopi, buah dan sayur mayur.
“Berdirinya cafe dekat kampus, itu membuka peluang petani kopi dari Kabupaten Malang untuk menjual produknya. Lalu, warung-warung makan memanfaatkan sayur-mayurnya dari Kabupaten Malang dan Kota Batu. Ya seperti itulah salah satu kolaborasi ketiga daerah, untuk mengungkit perkonomian masyarakat,” ungkapnya.
Hal lain yang tidak kalah pentingnya, adalah kerja sama di bidang fasilitas umum. Penataan jalur transportasi umum dan utilitas lainnya.
Pemerintah Kota Malang, Pemkab Malang dan Pemkot Batu harus berfikir satu visi dan misi yakni menyiapkan jalan yang nyaman, aman dan tertib serta indah.
Dikatakan Irawan, bila ketiga pemerintah daerah itu bisa mengurai kemacetan arus lalu lintas bersama, maka kunjungan wisatawan ke Kota Malang, Kota Batu dan Kabupaten Malang, akan lebih besar dari yang ada saat ini. Bila jalan tidak macet, tentunya wisatawan dengan leluasa bergerak.
Baca juga :
Misalkan, sehari menikmati obyek wisata di Kota Batu. Malam harinya bermalam di Kota Malang sambil berburu kuliner di Kota Malang. Esok harinya, bisa menjelajah potensi sumber daya alam di Kabupaten Malang. Jadi, ketiga daerah sama-sama merasakan dampak positifnya dari kehadiran wisatawan.
“Kita tahu, Malang Raya punya potensi masing-masing di tiga daerahnya. Mungkin kalau dilihat kepadatan, Kota Malang nampak lebih padat, kultur perputaran ekonomi di Kota Malang, itu bisa dilakukan dalam berbagai hal. Kita lihat saja seperti UMKM, pertumbuhan nyaman banyak sekali. Jelas, itu berdampak pada peningkatan ekonomi warga,” urainya.
Dikatakan Irawan, hal tersebut juga ia tunjukan dengan data dari Badan Pusat Statistika (BPS). Dalam 10 tahun terakhir, pada tahun 2022 nilai ekonomi di Kota Malang meningkat kurang lebih 49,61 persen jika dibandingkan dengan tahun 2010.
Nilai ekonomi yang terbentuk selama tahun 2022 mencapai Rp 84,8 triliun. Jika dihitung dengan harga konstan dan mengacu pada tahun 2010, maka nilai ekonomi yang terbentuk adalah sebesar Rp 56,68 triliun.
Selain itu, selama 10 tahun terakhir pertumbuhan ekonomi di Kota Malang, juga berhasil berada di level tertinggi. Catatan media ini, pada tahun 2018 dan 2019, yakni masa sebelum pandemi, pertumbuhan ekonomi Kota Malang mencapai 5,72 dan 5,73.
Namun, hantaman keras pandemi Covid-19 pada tahun 2020, sempat membuat ekonomi Kota Malang mengalami kontraksi hingga melemah di angka -2,26 persen. Kondisi melemahnya ekonomi Kota Malang akibat pandemi, tidak berlangsung lama.
Dengan berbagai program, kebijakan dan buah dari sinergitas serta kolaborasi seluruh perangkat daerah, ekonomi di Kota Malang menguat di angka 4,21 persen di tahun 2021. “Ini menunjukkan bahwa sebenarnya Kota Malang memang punya potensi agar ekonominya terus menggeliat. Bahkan, tidak menutup kemungkinan dengan berbagai program strategis, kemandirian ekonomi di Kota Malang akan bisa terwujud,” jelasnya.
Jika dilihat dari kondisi geografis, Kota Malang memang bukan daerah yang memiliki daya tarik dari potensi alam. Namun, Kota Malang tetap bisa menangkap peluang dengan peluang yang dimiliki saat ini. Bila kerja sama tiga daerah dengan baik, maka Pendapatan Asli Daerah (PAD) tiga daerah makin membaik pula. Ujungnya, pelaksanaan pembangunan kian merata di masyarakat. Pengentasan kemiskinan juga mudah terwujud.
“Mungkin bisa saja, wisatawan ini berwisatanya ke Kabupaten Malang dengan jajaran pantai dan eksotisme alamnya. Namun ternyata, masih banyak wisatawan yang stay (menginap) di Kota Malang. Banyak hotel dengan berbagai pilihan, itu yang saya maksud Kota Malang bisa menangkap peluang,” paparnya. (man/red)
- Kota Malang4 minggu
Gramedia Goes to Campus, Berikan Pencerahan Mahasiswa untuk Memasuki Dunia Kerja
- Kota Malang4 minggu
KPU Kota Malang Tegaskan Anggota DPRD yang Terlibat Kampanye Pilkada Wajib Ajukan Cuti
- Kota Malang4 minggu
Kampung Warna-Warni Jodipan Kota Malang Jadi Tujuan Utama Wisatawan Mancanegara
- Hukum & Kriminal3 minggu
Diduga Lompat ke Rel Kereta Api, Seorang Perempuan Tewas Tertabrak KA Pengangkut BBM
- Kota Malang4 minggu
Kasus Gondongan di Kota Malang Meningkat, Dinkes Siapkan Faskes dan Sosialisasi Pencegahan
- Hukum & Kriminal4 minggu
Diduga Ngetap Bensin Sembarangan, Motor dan Ruko di Jalan Raya Tlogomas Terbakar
- Kota Malang4 minggu
Pemkot Malang Dorong Peningkatan PAD melalui Optimalisasi Transaksi Elektronik
- Kota Malang4 minggu
Pembangunan Pasar Besar Kota Malang Masuk Prioritas 2025, Pemkot Tunggu Review DED