Kota Malang
Menuju Pembangunan Inklusif, Pemkot Malang Gelar Rakorda Penguatan Pengarustamaan Gender
Memontum Kota Malang – Untuk menuju pembangunan Kota Malang yang Inklusif, Pemerintah Kota (Pemkot) Malang melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) menyelenggarakan Rapat Kordinasi Daerah (Rakorda), Penguatan Pengarustamaan Gender, di salah satu hotel Kota Malang, Selasa (08/11/2022) tadi. Hal itu dilakukan, untuk mendukung dan mewujudkan Kota rukun dan toleran berasaskan keberagaman dan keberpihakan masyarakat rentan dan gender.
Wali Kota Malang, Sutiaji, dalam kesempatan itu berpesan agar tidak ada kebijakan pemerintah dan negara yang bersifat dispartas (perbedaan, red). “Perempuan itu mempunyai potensi yang luar biasa. Jangan sampai dalam kebijakan itu ada disparitas di bidang pelibatan komponen perempuan dan kaum rentan. Karena gender itu bukan hanya laki-laki dan perempuan tapi termasuk kaum rentan,” jelas Wali Kota Sutiaji.
Selain itu, ujarnya, perbandingan persentase jumlah penduduk menurut jenis kelamin laki-laki dan perempuan di Kota Malang, lebih banyak perempuannya. Yakni 50,25 persen, sedangkan laki-laki hanya 49,75 persen. Sehingga, itu bisa memajukan ekonomi kreatif di Kota Malang, khususnya UMKM.
“Di Kota Malang, jumlah penduduk perempuannya lebih besar. Ini bisa berkesempatan untuk memajukan UMKM, karena perempuan ini biasanya lebih telaten. Saat Covid-19 mereka juga punya banyak aktivitas yang bisa mensupport pertumbuhan ekonomi,” katanya.
Baca juga :
- Fokus Kesolidan Massa, Paslon Nomor Urut 3 Pilkada Kota Malang Tiadakan Kampanye Akbar
- Distribusi Pupuk Bersubsidi Dipermudah, Dispangtan Kota Malang Tunggu Perpres untuk Implementasi
- Pastikan Kesiapan Pilkada, KPU Kota Malang Jadwalkan Apel Besar, Distribusi Logistik dan Pembersihan APK
- Paslon Abadi Soroti Kredibilitas dan Keakuratan Survei Elektabilitas yang Dinilai Berubah-Ubah
- Paslon Abadi Soroti Pentingnya Lakukan Sinergi dan Penanganan Inflasi di Kota Malang
Sementara itu, Kepala Bappeda Kota Malang, Dwi Rahayu, menyampaikan jika kegiatan tersebut nantinya dilakukan secara berkala. Dengan tujuan, perangkat daerah dapat melakukan perencanaan dan sosialisasi, agar mengetahui anggaran responsiv gender seperti apa dan cara perhitungannya.
“Ini harus dilaksanakan secara berkala, karena sering ada rotasi. Misalnya kemarin diikutkan acara seperti ini ternyata sudah geser ke perangkat daerah yang lain, maka harus dilakukan rakorda. Ini juga beririsan dengan kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinsos. Teknisnya mereka, dan evaluasinya dari kami yang melaksanakan,” ungkap Dwi.
Kemudian, dalam penguatan pengarustamaan gender tersebut, bukan hanya tugas dari satu dinas saja, namun melibatkan seluruh perangkat daerah sampai di tingkat kecamatan. Lebih lanjut, terkait dengan total anggaran yang digunakan untuk seluruh perangkat daerah tersebut, kurang lebih Rp 64 miliar, di tahun 2022.
“Untuk total anggaran di seluruh perangkat daerah Rp 64 miliar di tahun 2022. Untuk tahun depan diupayakan ada penambahan, karena sesuai pak wali dari 4 misi Kota Malang itu, masih ada kekurangan di misi ketiga tentang responsif gender,” imbuh Dwi. (rsy/sit)
- Kota Malang4 minggu
Gramedia Goes to Campus, Berikan Pencerahan Mahasiswa untuk Memasuki Dunia Kerja
- Kota Malang4 minggu
KPU Kota Malang Tegaskan Anggota DPRD yang Terlibat Kampanye Pilkada Wajib Ajukan Cuti
- Kota Malang4 minggu
Kampung Warna-Warni Jodipan Kota Malang Jadi Tujuan Utama Wisatawan Mancanegara
- Hukum & Kriminal3 minggu
Diduga Lompat ke Rel Kereta Api, Seorang Perempuan Tewas Tertabrak KA Pengangkut BBM
- Kota Malang4 minggu
Kasus Gondongan di Kota Malang Meningkat, Dinkes Siapkan Faskes dan Sosialisasi Pencegahan
- Hukum & Kriminal4 minggu
Diduga Ngetap Bensin Sembarangan, Motor dan Ruko di Jalan Raya Tlogomas Terbakar
- Kota Malang4 minggu
Pemkot Malang Dorong Peningkatan PAD melalui Optimalisasi Transaksi Elektronik
- Kota Malang4 minggu
Pembangunan Pasar Besar Kota Malang Masuk Prioritas 2025, Pemkot Tunggu Review DED