Kota Malang

Cek Data Isoman, Wawali Bung Edi Sambangi Tiga Kelurahan di Kota Malang

Diterbitkan

-

Memontum Kota Malang – Dalam rangka percepatan pemindahan pasien Covid-19 dari isolasi mandiri (Isoman) ke isolasi terpusat (Isoter), Wawali Kota Malang, Sofyan Edi Jarwoko, melakukan cek data ke tiga kelurahan di Kecamatan Sukun. Ketiganya yang disambangi pemilik kursi N2 Kamis (26/08) tadi, adalah Kelurahan Mulyorejo, Bandulan, dan Karangbesuki.

“Jadi saya keliling dalam rangka untuk lihat secara langsung kondisi warga yang terapapar. Yang mana tadinya Isoman tapi sekarang sudah masuk ke Isoter atau RS Lapangan,” ungkap pria yang akrab disapa Bung Edi itu.

Baca Juga:

    Menurutnya, cek langsung di lapangan atas data pemindahan pasien Isoman ke Isoter sangat penting. Agar dapat memastikan data dan kesiapan secara benar adanya.

    “Check dan recheck semacam ini penting. Agar kita bisa lihat secara pasti hari demi hari bahwa warga masing-masing keluarahan di Kota Malang makin minim yang jalani Isoman. Semua harus segera bergerak ke Isoter demi memutus mata rantai penularan Covid-19,” tambahnya.

    Advertisement

    Upaya yang dilakukan oleh tenaga kesehatan (nakes), pihak kelurahan, kecamatan, Babinsa, maupun Bhabinkamtibmas dalam mengedukasi warga untuk mau dibawa ke Isoter pun, diakui Bung Edi, telah maksimal. Sehingga hal tersebut mengakitbatkan pasien Covid-19 yang masih menjalani isoman makin sedikit di tiap wilayah.

    “Di Kelurahan Karangbesuki ini isoman yang menunggu jadwal untuk dipindah ke Isoter tinggal 2 orang. Lalu di Kelurahan Mulyorejo tinggal 3 orang. Sedangkan di Kelurahan Bandulan ada 6 orang Isoman,” tambahnya.

    Kesemuanya itu sedang menunggu waktu untuk diberangkatkan ke Isoter Safe House Kawi maupun RS Lapangan.

    Berdasarkan keterangan politisi Partai Golkar itu, semua pihak telah siap memindahkan. Namun masih sedikit terkendala teknis dan masalah psikis dari pasien.

    Advertisement

    “Kendala yang pasti bukan armadanya ya, tapi ada sedikit faktor teknis. Lalu psikis pasien juga, butuh pendekatan kadang kalau dijemput ramai-ramai tidak nyaman. Ada yang disabilitas tunanetra seperti di Kelurahan Karangbesuki ini. Jadi disabilitas kan tidak bisa mandiri, harus ada yang mengurusi ketika nanti di Isoter,” jelasnya.

    Sehingga ia menuturkan masih butuh waktu untuk mencari solusi bagi masyarakat yang terkendala psikis maupun fisik. “Tapi insyaallah dengan tenaga psikolog yang mensupport pasien dan pendamping disabilitas, kita bisa mengatasi permasalahan ini. Terlebih upaya kita dalam penanganan Covid-19 juga membuahkan hasil, Kota Malang jadi zona orange. Maka kita maksimalkan program Isoter agar memutus penularan Covid-19,” kata Bung Edi. (mus/ed2)

    Advertisement
    Click to comment

    Tinggalkan Balasan

    Terpopuler

    Lewat ke baris perkakas