Hukum & Kriminal
Curanmor Tewas Ditembak, Dikepung di Kebun Tebu, Ngamuk, Babatkan Pisau
Diterbitkan
7 bulan yang lalu||
oleh
memontum
Memontum Kota Malang – Seorang pelaku curanmor yang sudah lama menjadi TO (Target Operasi) petugas kepolisian, yakni Sukardi alias Abenk (39) warga Dusun Baran Temboro, Kelurahan Cemorokandang, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang, mengehembuskan nafas saat dalam perjalanan ke RSSA Malang, Sabtu (27/6/2020) pukul 21.00.
Sebelumnya di sebuah kebun tebu di kawasan Jl Halim Perdana Kusuma, Cemorokandang, Sukardi sempat menyerang petugas Resmob Polresta Malang Kota dengan menggunakan sebilah pisau. Karena melakukan penyerangan, dia terpaksa dikakukan tindakan tegas terukur. Sebuah peluru mengenai tubuh Sukardi.
Kasat Reskrim Polresta Malang Kota AKP Azi Pratas Guspitu SIK, membenarkan kejadian itu “Pelaku sudah lama dicari oleh petugas terkait kasus curanmor. Ada 2 LP (Laporan Polisi) kasus curanmor yang dilakukannya di kawasan Sukun, Kota Malang,” ujar AKP Azi, Rabu (1/7/2020) malam.
Sukardi menjadi TO petugas kepolsian hingga keberadaanya diketahui di kawasan Jl Halim Perdana Kusuma, Kelurahan Cemorokandang pada Sabtu sore. Saat Sukardi bersama Harianto temannya. Saat itu Hariyanto berhasil ditangkap, namun saat itu dia kedapatan membawa narkotika Shabu-Shabu (SS) hingga penanganan kasusnya dilimpahkan ke unit Reskoba Polresta Malang Kota.
Sedangkan Sukardi kabur bersembunyi di kebun tebu. Tak tanggung-tanggung, dia bertahan selama 5 jam di dalam kebun tebu. “Setelah dilakukan pencarian , akhirnya Sukardi berhasil ditemukan. Namun saat itu dia malah menyerang petugas dengan menggunakan sajam jenis pisau,” ujar AKP Azi.
Kondisi malam cukup gelap apalagi di perkebunan tebu. Karena diserang dengan menggunakan pisau, petugas bergerak cepat melakukan tindakan tegas. Sebutir peluru mengenai tubuhnya hingga membuat Sukardi ambruk. Dia akhirnya meninggal saat dilarikan ke RSSA Malang. Sukardi kemudian dibawa ke kamar mayat RSSA Malang. Saat itu pihak keluarganya telah dihubungi petugas dan menolak dilakukan otopsi.
“Setelah kami jelaskan, pihak keluarga menolak dikakukan visum maupun otopsi,” ujar AKP Azi. (gie/yan)
Baca Juga
-
Rumah Longsor Perum GSI, Pemilik Diduga Terseret Aliran Sungai Bango
-
Kebut-Kebutan di Kota Malang, Belasan Pembalap Liar Dirazia Polisi
-
SIM Keliling Lantas Polresta Malang Segera Beroperasi
-
Sopir Angkot Jadi Distributor Pil LL, Libatkan IRT Dalam Jaringan
-
Sertijab Kasat Reskrim Makota, Kompol Tinton Atensi Berantas Pelaku Curas, Curat dan Curanmor
-
Kapolresta Malang Kota Tekankan KTS Miliki Ruang Isolasi
Hukum & Kriminal
Lama Tinggal Sendiri di Masa Tuanya, Warga Oro-Oro Dowo Gantung Diri
Diterbitkan
19 jam yang lalu||
19 Januari 2021
Memontum Kota Malang – Diduga depresi karena faktor ekonomi, Suud (77) warga Jl BS Riadi IV, RT 12/RW 02, Kelurahan Oro-Oro Dowo, Kecamatan Klojen, Kota Malang, Selasa (19/1/2021) pukul 06.00, ditemukan dalam kondisi gantung diri di area belakang kamar mandi umum, tak jauh dari rumahnya.
Kejadian ini pertama kali diketahui oleh Ardi Mulyono (45) tetangganya saat melintas di kamar mandi umum. Kejadian itu selanjutnya dilaporkan ke RT setempat hingga diteruskan ke Polsek Klojen dan PMI Kota Malang. Jenazahnya kemudian dibawa ke kamar mayat RSSA Malang dengan menggunakan ambulan RJT.
Informasi Memontum.com bahwa sehari-harinya Suud tinggal sendiri di rumahnya. Bahkan KK (Kartu Keluarganya) tertera hanya sendiri. Informasinya bahwa Suud memiliki riwayat sakit sesak nafas dan tidak ada biaya untuk berobat.
Diduga Suud melakukan aksinya pada Selasa jelang pagi saat kondisi lokasi masih sepi. Dengan berpijak pada pinggiran sumur, dia pun melakukan aksinya.
Saat ditemukan, Suud dalam kondisi meninggal dengan leher terikat tali tampar warna biru yang diikatkan pada kayu blandar kamar mandi. Kejadian itu membuat geger warga sekitar apalagi lokasi kejadian cukup padat penduduk.
Petugas Polsekta Klojen yang mendapat laporan segera mendatangi lokasi kejadian untuk melakukan olah TKP dan meminta keterangan para saksi. Jenazah Suud kemudian dibawa oleh oleh petugas ke kamar jenazah.
Kapolsek Klojen Kompol A Fani Rakhim SIK membenarkan adanya periatiwa gantung diri tersebut. “Korban sehari-harinya tinggal sendiri. Saat ditemukan kondisinya sudah meninggal. Saat ini kami masih melakukan penyelidikan,” ujar Kompol Fani. (gie)
Hukum & Kriminal
Longsor Perum GSI, Firasat Roland Pada Postingan 11 Januari 2021
Diterbitkan
1 hari yang lalu||
19 Januari 2021
Memontum Kota Malang – Roland Sumarna (40) warga Perum Griya Sulfat Inside (GSI) Jl Sadang, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, telah menjadi korban dalam peristiwa longsor di halaman depan rumahnya.
Bahkan hingga Senin (18/1/2021) pukul 23.00, tim SAR masih melakukan pencarian. Pihak keluarga sendiri, berharap Roland bisa ditemukan dalam kondisi selamat.
Pada 11 Januari 2021, dalam postingannya Facebook, Roland sempat menuliskan permintaan maaf jika terjadi sesuatu kepadanya.
“Hari ini saya diingatkan lagi tentang kehidupan yang sangat misteri apalagi menyangkut kematian. Jika suatu ketika hal itu terjadi pada saya. Saya mohon maaf yang sebesar besarnya jika saya ada kesalahan selama perjalanan hidup saya. Karena baik buruk yang telah saya lakukan adalah buah dari semangat saya untuk berusaha keras merubah takdir saya. Best regard, Roland Sumarna,” tulisnya.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, rumah milik Roland Sumarna (40) warga Perum Griya Sulfat Inside (GSI) Jl Sadang, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, longsor saat hujan deras melanda Kota Malang dan sekitarnya, Senin (18/1/2021) pukul 17.30.
Tidak hanya itu, Roland juga diduga ikut menjadi korban dalam peristiwa ini. Informasinya saat terjadi longsor, motor miliknya terperosok. Roland yang berusaha menyelamatkan motornya ikut terseret longsor. Hingga pukul 22.00, belum diketahui keberadaanya namun diduga terseret derasnya aliran Sungai Bango.

Informasi Memontum.com bahwa sehari-harinya Roland tinggal bersama Yunica (26) istrinya. Di Perum Griya Sulfat Inside Kavling 10, RT09/RW 08. Rumahnya sendiri hanya sekitar 5 meter dari Sungai Bango.
Saat hujan deras, Nurul Alfia (40) warga Jl Ontoseno I, Kecamatan Blimbing. Dia betsama anaknya, Radya (7), Rava (6) dan Cantika (3) sedang bertamu di rumah Roland. Mereka mengobrol bersama Yunica di teras rumah sambil menunggu hujan reda.
Sedangkan Roland saat itu sedang membersihkan gorong-girong depan rumah karena kondisi atus air hujan cukup deras. Tak lama kemudian, terjadi longsong pada bagian halaman depan rumah. Saat itu motor milik Roland dan juga motor milik Nurul ikut tergerus longsor. Begitu juga dengan Roland ikut terbawa longsor ke Sungai Bango.
“Akses depan rumah sudah tergerus longsor. Kami kemudian menyelamatkan diri,” ujar Nurul. Kondisi Yunica sangat syok. Bagiamana tidak saat kejadian dia berada di teras rumah melihat langsung peristiwa longsor tersebut. Kejadian ini selanjutnya dilaporkan ke Petugas Polsekta Blimbing dan SAR Kota Malang.
Petugas kepolisian dan SAR segera mendatangi lokasi, warga perumahan yang berada di sekitar Sungai Bango diungsikan. Sedangkan hingga pukul 22.00, Roland masih dalam pencarian dan berharap dapat ditemukan dalam kondisi selamat.
Kapolrsta Malang Kota Kombes Pol Dr Leonardus Harapantua Simarmata Permata S Sos SIk MH juga sudah berada di lokasi kejadian. ” Saat ini petugas masih di lokasi,” ujar Kasubag Humas Iptu Marhaeni saat dikonfirmasi Memontum.com. (gie)
Hukum & Kriminal
Dapat Program Asimilasi, 37 Napi Lapas Klas 1 Malang Sujud Syukur
Diterbitkan
2 hari yang lalu||
18 Januari 2021
Memontum Kota Malang – Sebanyak 37 warga binaan Lapas Klas 1 Malang/Lowokwaru sujud syukur mendapatkan program asimilasi, Senin (18/01/2021) pagi.
Percepatan program asimilasi di rumah ini sesuai dengan Permenkumham Nomor 32 Tahun 2020. Ke 37 warga binaan yang memenuhi syarat, dikeluarkan untuk menjalani asimilasi di rumah.
Sebelum melaksanakan program asimilasi, ke 37 WBP (Warga Binaan Kemasyarakatan) ini dipastikan dalam kondisi sehat. Mereka lolos tracking dan tes rapid antigen.
“Ada hampir 200 WBP yang telah diusulkan untuk mendapatkan hak integrasi dan asimilasi di rumah. Sebanyak 37 ini mereka telah selesai pemberkasannya dan juga dalam keadaan sehat atau bebas Covid-19,” ujar Kalapas Klas 1 Malang Anak Agung Gde Krisna.
Tentunya program asimilasi ini membuat WBP merasa bahagia karena bisa berkumpul kembali bersama keluarga di rumah. Mereka pun sujud sykur karena bisa menjalani sisa masa tahanan di rumah. Sujud syukur itu dilakukan saat mereka hendak keluar dari lapas.
“Setelah teman-teman keluar dari sini, pengawasan berada dibawah Bapas Malang. Maka dari itu ikuti arahan dan aturan Bapas dengan baik. Jangan sampai ada yang melanggar. Karena sewaktu-waktu hak asimilasi di rumah bisa kami cabut bila kami memndapat laporan dari Bapas bahwa teman-teman melanggar aturan,” ujar Agung saat memberikan arahan.
Tak hanya itu, Kalapas Klas 1 Malang ini juga peduli dengan kesehatan warga binaaanya yang mendapat program asimilasi. Agar selalu menjaga protokol kesehatan saat menjalani asimilasi di rumah.
“Diluar nanti teman-teman harus sangat berhati-hati karena virus Covid-19 ada dimana-mana. Jaga diri sendiri, disiplin protokol kesehatan. Selalu memekai masker, sering cuci tangan, jaga jarak dan hindari kerumunan. Kalau di sini, para petugas selalu siap mengingatkan. Bilamana sakit, poliklinik Lapas siap membantu dan merawat. Namun setelah diluar nanti, teman-teman harus jaga diri masing-masing,” ujar Agung.
Setelah bebas, 37 WBP ini diserahkan langsung ke Bapas Kelas I Malang demi menyelesaikan administrasi. Para Petugas Kemasyarakatan Bapas nantinya yang akan bertugas memantau perkembangan para warga binaan yang menjalani asimilasi di rumah. (gie)

Masuk Musim Penghujan, BPBD Rutin Lakukan Mitigasi

Pencarian Terhadap Roland Berlanjut, Lokasi Longsor Dilakukan Penyemprotan

Sutiaji Minta Pembongkaran Cor Menuju Drainase di Banjir Bandulan

Lama Tinggal Sendiri di Masa Tuanya, Warga Oro-Oro Dowo Gantung Diri

BPBD Sebut Wilayah Sekitar DAS Rawan Longsor

Longsor Perum GSI, Tim SAR Susuri Sungai Bango Cari Tubuh Roland

Tinjau Lokasi Banjir yang Hanyutkan Warga, Wali Kota Temukan Titik Longsor Adalah Tanah Urukan

Longsor Perum GSI, Firasat Roland Pada Postingan 11 Januari 2021

Rumah Longsor Perum GSI, Pemilik Diduga Terseret Aliran Sungai Bango

Banjir Kembali ‘Kepung’ Malang
Terpopuler
-
Pendidikan1 tahun yang lalu
Wisuda Polinema Tahap II/2019 Loloskan 1080 Mahasiswa, Direktur Polinema: Amalkan Ilmu dengan Tanggung Jawab dan Kualitas
-
Hukum & Kriminal7 bulan yang lalu
Mahasiswi asal Pamekasan, Tewas di Kota Malang, Tengkurap di Kamar Kos
-
Pemerintahan8 bulan yang lalu
PSBB Kota Malang, FMPC: Sutiaji Rugikan Masyarakat
-
Berita7 bulan yang lalu
Tokoh Masyarakat, Kyai dan Habib se Malang Raya Lantang Tolak RUU HIP
-
Hukum & Kriminal9 bulan yang lalu
Curanmor Kebalen Dihajar Massa, 17 Jam Kemudian Tewas
-
Pendidikan8 bulan yang lalu
New Normal Polinema, Pemberlakuannya Menunggu Kebijakan Pemkot Malang, Terkait Hunian Kos Mahasiswa Luar Kota
-
Hukum & Kriminal1 tahun yang lalu
Viral, Motivator Ngamuk, Tampar Beberapa Siswa SMK Muhammadiyah 2 Kota Malang
-
Kopi Ketan8 bulan yang lalu
New Normal, Istilah Baru di Masyarakat, Sebuah Harapan dan Tantangan